Enam pedayung kayak telah menyelesaikan ekspedisi mengelilingi perairan Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menghabiskan waktu 60 hari menyelesaikan ekspedisi bertajuk 'Dayung Jelajah Nusantara-Flores Seas Kayak Expedition' tersebut. Start dari Pantai Pede Labuan Bajo pada 7 Agustus 2023, tim ekspedisi kembali ke tempat semula pada 5 Oktober 2023.
Ketua Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara-Flores Seas Kayak Expedition, Yoppi Saragih, mengatakan ekspedisi mendayung kayak sejauh 1.051 kilometer itu memberi mereka pengalaman yang luar biasa. Ada sedikit pengalaman mengerikan yang dialami lima pedayung laki-laki dan satu pedayung perempuan dalam ekspedisi tersebut.
"Kami mengalami hal-hal menyenangkan 99 persen dan yang mengerikan satu persen," ujar Yoppi, Minggu (8/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menikmati keindahan alam Pulau Flores hingga sambutan hangat warga desa di setiap kamp peristirahatan mereka menjadi pengalaman menyenangkan selama ekspedisi itu. "Saya bisa habiskan dua hari dua malam ceritakan keindahannya," ujar Yoppi.
Ia menjelaskan pesisir Pulau Flores memiliki keindahan yang luar biasa. Panorama laut dan lekuk bukit, dipadukan dengan warna langit yang indah memberi mereka pengalaman yang mengesankan.
"Segala warna yang ada di dunia ini kita bisa lihat di pesisir Flores. Lautnya yang hijau, biru tua, langitnya yang warna biru, abu-abu, kelabu, merah, lembayung, ungu. Sebut apa saja warnanya, semua warna sudah kami lihat di pesisir Flores. Lekuk bukit, segala apa yang indah kami sudah lihat di Flores. Seperti lekuk-lekuk bukit di California," terang Yoppi.
Usai Ekspedisi itu, Yoppi bersama timnya akan berbagi cerita tentang keindahan 'Nusa Bunga' kepada dunia. "Kami memiliki tugas setelah ini membantu mengenalkan kecantikan Pulau Flores, keindahan Flores ke seluruh dunia dengan semua kemampuan yang kami miliki," ujar Yoppi.
Selain keindahan alam, sambutan hangat warga Flores juga memberi kesan menyenangkan untuk dibawa pulang dan diceritakan kepada orang lain. "Kami disambut dengan warga masyarakat dengan antusias. 40 desa yang kita singgahi dan semua menyambut, dan saya rasanya kayak Menteri, disambut tari-tarian dan upacara adat," kata Yoppi.
Tim sempat diterjang ombak 2,5 meter. Baca kisah selengkapnya di halaman selanjutnya...
Pasrah Diterjang Ombak 2,5 Meter
Ada kisah indah, ada pula pengalaman mengerikan selama ekspedisi itu. Yoppy mengungkapkan mereka mengalami momen mengerikan saat mendayung kayak itu di dua titik pantai sepanjang rute yang mereka lalui. Mereka diterjang gelombang setinggi 2,5 meter, bertarung dalam ketakutan selama dua jam.
Mereka sebelumnya telah menetapkan SOP selama ekspedisi itu, salah satunya tidak boleh mendayung kayak saat tinggi gelombang lebih dari satu meter. Namun, saat diterjang gelombang 2,5 meter itu, mereka tak bisa menepi ke daratan karena hanya ada tebing-tebing di pinggir pantai yang bergelombang tinggi itu.
"Satu persen pengalaman mengerikan ada di dua tempat pantai di ujung pantai utara di Flores timur sebelum masuk Larantuka. Itu luar biasa sekali gelombang mencapai 2,5 meter dan kami mengalami ketakutan selama dua jam. Tempat mendarat di daratan itu tidak ada semua tebing-tebing," ungkap Yoppi.
"Dua jam kami terhantam gelombang, tidak ada yang bicara satu sama lain. Berusaha mendekat walaupun coba dipisahkan oleh gelombang," lanjut dia.
Saat diterjang gelombang itu, mereka memasrahkan nasibnya pada kuasa Tuhan. "Di situ diuji keberanian kami, ketabahan kami, dan kepasrahan kami. Tuhan merestui, alam juga menerima kami dengan baik sehingga kami bisa lewat," ujar Yoppi.
Ekspedisi mendayung kayak itu dilakukan lima pedayung pria dan satu pedayung perempuan dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri), sebuah organisasi berbasis kegiatan alam bebas asal Bandung. Ada juga empat orang dalam tim ekspedisi itu yang bertugas di darat. Tim darat ini bertugas untuk memasok logistik ke kamp-kamp yang disinggahi, bantuan komunikasi, dan dokumentasi. Ini merupakan ekspedisi kayak laut terpanjang di Indonesia.
Dalam sehari mereka mendayung kayak sejauh 25-35 kilometer. Ekspedisi itu dimulai dari Labuan Bajo, melintasi pesisir utara Pulau Flores dan kembali ke Labuan Bajo menyusuri pesisir selatan. Rutenya searah jarum jam. Ekspedisi itu lebih lama delapan hari dari yang direncanakan karena sempat mengalami cuaca buruk.
Ada 40 kamp yang mereka disinggahi untuk beristirahat pada malam hari. Setiap tiga atau empat hari mendayung, mereka akan beristirahat sehari untuk pemulihan (recovery).
![]() |
Mereka punya aturan makan selama ekspedisi tersebut, bahwa makan berat hanya pagi dan malam. Untuk siangnya cukup makan snack sambil mendayung kayak. Setiap jam mereka menghentikan dayung kayak selama 10 menit untuk makan snack.
Mereka selalu memantau prakiraan cuaca selama ekspedisi itu dengan menggunakan aplikasi prakiraan cuaca, yakni windy.com.
Mereka juga membawa alat bernama Personal Location Beacon (PLB) yang terhubung ke kantor pusat Basarnas untuk meminta pertolongan jika terjadi kecelakaan. Aktivitas dayung jelajah Pulau Flores itu terpantau oleh Basarnas melalui PLB tersebut.
Saat tiba di Labuan Bajo menyelesaikan ekspedisi itu mereka disambut Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan sejumlah pihak lainnya. Ada tarian caci dan Rangkuk Alu menyambut mereka.
Direktur BPOLBF Shana Fatina mengatakan ekspedisi ini memperkuat tema besar pariwisata di Flores yang mengedepankan pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada keindahan alam. Ia berharap usai kesuksesan ekpedisi ini akan mendatangkan banyak pecinta kayak ke Flores.
"Sea Kayak ini yang salah satu kita beruntung yang bisa dibantu eksplore oleh teman-teman Wandandri. Dan pastinya akan mengundang lagi Sea Kayak di seluruh dunia bahwa Flores adalah potensi lokasi yang harus mereka dayungi," kata Shana.
Ke depan pihaknya akan memperkenalkan Sea Kayak Flores ini sebagai alternatif atraksi dan destinasi wisata di Flores. "Sebagai alternatif atraksi dan destinasi ke pasar yang lebih luas lagi, jadi orang akan lihat Flores itu sebagai destinasi sea Kayak juga," tandas Shana.
Simak Video "Video: Mensos Titip Pesan Buat Bendahara-Tata Usaha Sekolah Rakyat"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/nor)