Kabupaten Badung, Bali, selama ini mendunia dengan wisata alam pantai berpasir putih. Di antaranya Pantai Kuta, Jimbaran, Pandawa, Melasti, Pecatu, Nusa Dua, hingga Canggu yang baru populer di kalangan turis mancanegara.
Namun wilayah Badung sebetulnya punya garis daratan yang membentang dari perbukitan utara sampai selatan kaki Pulau Dewata. Hal ini menjadikan daerah yang dijuluki Gumi Keris (topografi menyerupai keris) ini punya beragam tempat wisata, bukan cuma pantai.
Bagi detikers yang suka pelesiran ke tempat-tempat sepi, hening, yang jauh dari kebisingan dan kepenatan kota, wisata pemandangan alam mungkin bisa dicoba. Salah satunya Objek Tanah Wuk, di Desa Adat Gerana, Sangeh, Kecamatan Abiansemal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat ini, pelancong bisa santai-santai sambil lihat aliran sungai Tukad Penet yang bersih-kalau tidak hujan. Pepohonan masih rimbun sehingga masih cukup menyegarkan untuk dipandang.
Pengelola menyiapkan beberapa tempat santai di setiap sudut. Kalau beruntung, detikers bisa lihat kabut turun di waktu tertentu, menutup celah ngarai yang terjal. Biasanya turun saat pagi atau menjelang hujan.
Lokasi Tanah Wuk
Objek wisata Tanah Wuk berlokasi sekitar 2 kilometer sebelah utara dari Objek Wisata Hutan Pala Sangeh. Butuh waktu tempuh sekitar 1,5 jam jika ditempuh dari Denpasar.
Setelah sampai di objek wisata yang terkenal dengan monyet-monyet itu, Anda tinggal melaju ke utara setelah melewati pertigaan, lalu akan ada jalan kecil di tengah persawahan sepanjang 150 meter ke arah barat atau kiri jalan raya Denpasar-Petang.
Setelah mentok sampai barat, akan ada papan arah masuk ke objek utama. Syukurnya akses masuk masih bisa dilalui mobil. Tempat parkir untuk kendaraan roda empat juga cukup memadai.
Daya Tarik
Namanya objek wisata alam, Tanah Wuk menampilkan hamparan pemandangan ngarai sungai Tukad Penet yang bersih. Di depan mata akan tersaji pepohonan hijau, berbatasan dengan Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Di seberang lembah, bagian selatan, terdapat jembatan penghubung dua kabupaten itu. Ini menjadi pemandangan tambahan untuk melengkapi latar foto jika ingin berfoto-foto di sana. Selain itu terdapat beberapa tempat duduk yang cocok jadi tempat makan, bahkan sekadar ngopi di sepanjang jalan turunan menuju sungai.
Menurut pengelola Tanah Wuk I Gusti Ngurah Gde Teguh Kepakisan, terdapat goa alam dan pancuran di sekitar dasar lembah.
"Turis-turis mancanegara biasanya datang untuk meditasi, bahkan sekedar duduk merasakan gemercik air yang turun di dinding-dinding tebing" ungkapnya, Minggu (16/7/2023).
Harga Tiket dan Jam Buka
Tanah Wuk telah dibuka sejak tahun 1980-an. Jadi bukan objek wisata baru sebetulnya. Namun, objek wisata ini masih bertahan karena kerap dikunjungi untuk outbound, acara keluarga, dan biasanya ramai saat hari raya.
Di musim liburan atau high season antara Juni-Agustus bakal ramai dikunjungi turis asing. Menurut pengelola, Sabtu-Minggu jadi hari yang padat dikunjungi, yakni di atas 150 pengunjung baik lokal maupun mancanegara.
"Untuk jam buka dari jam 9.00 Wita sampai 18.00 Wita. Untuk pengunjung dewasa hanya kena tiket masuk Rp 10.000 dan anak-anak Rp 5.000 asing dan lokal. Jadi sudah bisa menikmati fasilitas tempat foto-foto, termasuk tempat makan di sini," pungkas Gusti Teguh.
(nor/iws)