Desa Wisata Penglipuran: Sejarah, Lokasi, dan Daya Tariknya

Desa Wisata Penglipuran: Sejarah, Lokasi, dan Daya Tariknya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikBali
Minggu, 30 Okt 2022 10:09 WIB
Desa Panglipuran Bali
Foto: dok. Kemenparekraf
-

Nama Desa Penglipuran mungkin sudah sering Anda dengar jika berbicara tentang Bali. Ya, desa ini termasuk salah satu desa terbersih di dunia sehingga sering dijadikan jujukan wisata oleh para pelancong lokal maupun mancanegara.

Sebelum mengunjungi Desa Wisata Penglipuran, ada baiknya kita sama-sama mempelajari sedikit tentang sejarah desa ini, berikut dengan lokasi dan daya tariknya.

Sejarah Desa Wisata Penglipuran

Penelitian menunjukkan bahwa Desa Adat Penglipuran ada sejak zaman Kerajaan Bangli pada sekitar 700 tahun yang lalu. Mengutip Feliksdinata Pangasih dan Ayu Asvitasari dalam ojs.uajy.ac.id, nama Penglipuran berasal dari kata pengeling dan pura. Pengeling artinya pengingat, berangkat dari kata dasar eling atau ingat, sedangkan pura adalah tempat atau tanah leluhur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para sesepuh atau penglingsir menyatakan bahwa para leluhur atau pendahulu Desa Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Mereka kerap melakukan perjalanan jauh dan beristirahat di daerah bernama Kubu. Jarak kedua lokasi itu sendiri terbilang cukup jauh untuk ukuran zaman dulu, 25 kilometer. Karena itulah dulunya Desa Penglipuran dikenal sebagai Desa Kubu Bayung (orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu).

Orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu semakin banyak dan akhirnya mereka membentuk desa sendiri yang lepas dari kewajiban sebagai warga Bayung Gede. Mereka membangun tempat suci sendiri bernama Pura Kahyangan Tiga. Meski demikian, tata ruang desa dan konsep desa leluhur mereka masih mengikuti konsep yang ada di Desa Bayung Gede.

ADVERTISEMENT

Lokasi Desa Wisata Penglipuran

Dilansir situs Kemenparekraf, Desa Wisata Penglipuran berlokasi di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan kendaraan mobil.

Harga Tiket Masuk Desa Penglipuran

Mengutip situs desapenglipuran.com, wisatawan perlu membayar tiket masuk seharga Rp 15 ribu untuk dewasa dan Rp 10 ribu untuk anak-anak di atas 2 tahun. Ini khusus untuk wisatawan lokal. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenai harga Rp 30 ribu untuk orang dewasa dan Rp 25 ribu untuk anak-anak.

Namun, tetap antisipasi jika ada perubahan atau kenaikan tarif. Menurut Rumondang Sitohang dalam bukunya Liburan Seru Keluarga 3G Manihuruk di Bali yang terbit pada Juli 2022, harga tiket masuk untuk wisatawan lokal ke Desa Wisata Penglipuran adalah:

  • Rp 25 ribu untuk dewasa
  • Rp 15 ribu untuk anak-anak di atas 2 tahun

Daya Tarik Desa Wisata Penglipuran

Desa Penglipuran dikenal sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan tersebut menjadi salah satu daya tarik utama desa wisata ini. Mari kita ulas berbagai daya tariknya di bawah ini.

1. Desa Terbersih

Berdasarkan catatan detikNews, Desa Penglipuran mendapat julukan sebagai desa terbersih di dunia. Julukan tersebut didukung berbagai penghargaan bidang lingkungan dan pariwisata yang diperoleh desa ini. Mulai dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), hingga masuk ke dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations Foundation.

2. Tata Ruang Tri Mandala

Seperti kita ketahui, desa-desa di Bali memiliki ciri khas tata ruang desa yang menjunjung tinggi nilai leluhur. Hal tersebut juga ditemukan dalam Desa Penglipuran. Desa ini membuat tata ruang yang mengikuti konsep bernama Tri Mandala, di mana desa dibagi menjadi tiga wilayah. Yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Utama Mandala merupakan wilayah suci untuk para dewa dan peribadatan. Kemudian Madya Mandala digunakan sebagai tempat tinggal para penduduk. Sementara Nista Mandala merupakan area khusus pemakaman penduduk.

3. Wilayah Hutan yang Luas

Mengutip situs Kemenparekraf, Desa Penglipuran berdiri di atas tanah seluas 112 hektar. Pembagian wilayahnya berupa lahan pertanian seluas 50 hektar, hutan bambu seluas 45 hektar, hutan kayu seluas 4 hemtar, pemukiman warga 9 hektar, dan tempat suci seluas 4 hektar serta fasilitas umum. Dari atas, bisa diketahui bahwa wilayah hijau (hutan dan lahan) di desa ini lebih luas daripada pemukiman warganya.

4. Adat Budaya

Salah satu ritual keagamaan yang sering menarik perhatian wisatawan adalah Ngusaba. Ritual ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Desa ini juga rutin mengadakan festival budaya bertajuk Penglipuran Village Festival yang biasanya diadakan pada akhir tahun. Kegiatannya beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, parade seni budaya, macam-macam lomba, hingga Barong Ngelawang.

5. Loloh Cemcem dan Tipat Cantok

Kedua nama tersebut adalah kuliner khas dari Desa Penglipuran yang wajib Anda coba jika berkunjung ke sana. Loloh cemcem adalah minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau kloncing. Kemudian tipat cantok merupakan makanan yang terdiri atas ketupat dan sayur rebus, lengkap dengan bumbu kacang yang gurih dan maknyus.

Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Desa Wisata Penglipuran

Sebagai salah satu wisata unggulan di Bali, kita bisa melakukan banyak aktivitas seru di Desa Wisata Penglipuran. Berikut ulasannya mengutip Indonesia Travel.

1. Mengunjungi Pura dan Belajar Budaya

Seperti namanya, Penglipuran, wisatawan dapat menemukan beberapa pura di wilayah desa ini. Ada Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh. Kita dapat mengunjungi pura tersebut dan belajar tentang budaya serta adat di Desa Penglipuran. Jika timing pas, kita juga bisa menyaksikan perayaan adat yang menarik seperti Ritual Ngusaba dan Galungan.

2. Merasakan Jadi Penduduk Lokal

Bagaimana caranya? Dengan menginap di rumah penduduk. Sebagai desa wisata, beberapa warga Desa Penglipuran menyediakan rumahnya untuk dijadikan tempat menginap bagi para wisatawan. Anda dapat berbaur dengan penduduk setempat dan merasakan jadi warga Desa Penglipuran selama beberapa hari. Seru, bukan?

3. Mencicipi Kuliner Khas

Wisata tak lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khas. Seperti disebutkan sebelumnya, ada makanan tipat cantok yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Desa Penglipuran. Ada juga minuman loloh cemcem yang baik bagi kesehatan karena terbuat dari bahan rempah-rempah.

4. Membuat Kerajinan Tangan dari Bambu

Banyak karya seni tersedia di Desa Penglipuran yang bisa dibeli wisatawan. Tapi apakah membeli saja cukup? Anda mungkin bisa mencoba untuk membuatnya! Banyak pengrajin lokal yang bisa ditemui di desa ini dan bersedia mengajarkan cara membuat pernak-pernik dari bambu untuk oleh-oleh. Rasanya bangga kan kalau bisa membawa oleh-oleh buatan tangan sendiri?

5. Menjelajah Hutan Bambu

Lelah membuat kerajinan tangan dari bambu, Anda bisa melepas penat dengan menikmati suasana di tempat asal kerajinan tangan Anda alias Hutan Bambu Desa Penglipuran. Banyak spot cantik di sana yang cocok untuk berfoto-foto.

Bagaimana, seru sekali kan berlibur di Desa Penglipuran? Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan ketika berkunjung ke desa wisata ini. Semoga bermanfaat, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads