Respons Turis soal Masuk Pantai Kuta Nantinya Tak Lagi Gratis

Respons Turis soal Masuk Pantai Kuta Nantinya Tak Lagi Gratis

Triwidiyanti - detikBali
Minggu, 02 Okt 2022 14:38 WIB
Kondisi Pantai Kuta saat ini Minggu (2/10/2022) nampak alat berat dan penataan pantai sedang dilakukan dalam proyek Samigita (Seminyak, Legian, Kuta)
Kondisi Pantai Kuta saat ini Minggu (2/10/2022) nampak alat berat dan penataan pantai sedang dilakukan dalam proyek Samigita (Seminyak, Legian, Kuta). Foto: Triwidiyanti
Badung -

Sejumlah wisatawan baik lokal maupun asing menyatakan ketidaksetujuannya jika Pantai Kuta akan ditarik retribusi atau biaya masuk ke area pantai. Sebagaimana diketahui Pemerintah Desa Adat Kuta berencana mengenakan tarif retribusi per orang, jika proyek penataan Pantai Samigita (Seminyak, Legian, Kuta) rampung.

Di mana rencananya besaran retribusi untuk anak-anak Rp 5000 dan dewasa di kisaran Rp 10.000-Rp15.000. Wisatawan lokal asal Blitar, Tri Hartanto (30) dan Miata Khoirin Nikma (25) yang baru pertama kali berlibur ke Bali saat ditanya adanya rencana pengenaan tarif retribusi merasa keberatan.

"Nggak setuju kalau dikenakan tarif, karena pantai itu kan menurut saya fasilitas umum seharusnya tidak ada retribusi masak cuma ngelihat view (pemandangan) saja harus bayar, kecuali mungkin kita dapat kenyamanan dan fasilitas memadai seperti toilet tidak bayar mandi/bilas nggak bayar, kemudian ada mushola," ungkap Tri Hartanto saat ditemui detikBali di Pantai Kuta, Minggu (2/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turis lainnya Subin Baek (35) asal Korea Selatan yang tinggal dekat Busan ini mengaku sangat menyukai keoriginalan Pantai Kuta. Sudah empat kali Subin dan pasangannya datang ke Pantai Kuta.

"Saya menyukai Pantai Kuta yang original," katanya.

ADVERTISEMENT

Ditanya ke depannya bahwa pemerintah menetapkan retribusi untuk wisatawan baik lokal maupun asing dia mengaku tidak setuju.

"Saya tidak setuju karena saya pikir semua orang bebas ke pantai," jelasnya.

Pun soal retribusi tersebut untuk pemasukan pemerintah daerah dan desa menurutnya hal itu seharusnya sudah dipikirkan pihak pemerintah.

"Kami ke sini berlibur dan ini hari terakhir saya di Bali, saya pikir kami masuk (Bali-red) sudah kena pajak," ungkapnya.

Sementara, warga lokal lainnya Ardiansyah (40) seorang peselancar dari Bogor yang sudah menetap dari tahun 2017 di Bali ini mengaku antara setuju dan tidak setuju dengan adanya rencana pemerintah kabupaten Badung yang akan mengenakan biaya masuk ke Pantai Kuta.

"Kalau memang pantainya lebih bagus dari sebelumnya sedikit setuju buat pemeliharaan. Kalau tarifnya sebaiknya jangan beda ya, harusnya samain sajalah dan anak-anak nggak harus bayar kalau bisa dewasa kalau bisa ya Rp 5000," tuturnya.

Menurutnya, sebagai warga yang turut mencari rejeki di Pantai Kuta, pantai ini terkenal karena paling dekat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Jika nantinya dikenakan retribusi ditakutkan wisatawan tidak lagi berkunjung ke Pantai Kuta.

"Takutnya mereka malah nggak jadi datang ke sini. Tapi kalau mau dibikin seperti Pandawa kalau dia kan ada nilai jual. Kalau pantai Kuta menurut saya sekarang kurang nilai jual, nggak tau kenapa," keluhnya.

Ia pun berharap jika pemerintah Kabupaten Badung dan Desa Adat Kuta ke depan akan melakukan pengenaan tarif masuk agar memikirkan bagaimana nantinya akan berdampak pada tingkat kunjungan.

"Ya jangan sampai setelah dikenakan tarif biaya masuk pengunjung malah sepi," tandasnya.

Untuk diketahui, kondisi yang ada saat ini nampak sejumlah alat berat serta pekerja proyek tengah melakukan penataan Pantai Kuta. Saat ini pengerjaan sudah sampai di depan wilayah Hardrock Cafe.




(nor/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads