Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun. Menurutnya, angka tersebut terus mengalami peningkatan pasca pandemi COVID-19.
"Tahun 2019 hanya ada 194 desa wisata dan sekarang ini ada 294. Minat pihak desa untuk desa wisata di Bali lebih tinggi pasca pandemi COVID-19 sehingga mereka ingin semua jadi desa wisata karena memang ini adalah salah satu upaya untuk menggencarkan urbanisasi juga," kata Tjok Bagus Pemayun, Sabtu (13/8/2022).
Menurutnya, tingginya minat tersebut juga dipengaruhi oleh pergeseran tren pariwisata oleh wisatawan yang kini kian menggemari wisata berbasis desa dengan alam dan aktivitas masyarakat di desa sebagai daya tarik utamanya. Selain itu, seni, budaya hingga suvenir dari masing-masing desa wisata juga menjadi bagian yang dicari oleh wisatawan.
"Kami tidak menargetkan secara khusus untuk jumlah desa wisata di Bali karena kami ingin Desa wisata bisa tumbuh secara alami sesuai dengan karakteristiknya. Kalau memang desa satu dan desa lainnya sama maka tidak perlu lagi mengembangkan desa wisata karena tidak semua desa di Bali bisa kami bangun sebagai desa wisata," paparnya.
Ia menuturkan, dalam proses suatu desa bisa menjadi desa wisata pihaknya akan melakukan pelatihan-pelatihan baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga kelembagaannya sehingga nantinya dapat menjadi desa wisata berkualitas serta berkelanjutan.
(nor/nor)