Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Pancaka Tirta berlokasi di Jalan Rama, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Bali. TMPN ini menjadi salah satu tempat penting menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Lantas, bagaimana sejarahnya?
TMPN Pancaka Tirta kerap dipakai sebagai lokasi pelaksanaan Renungan Suci setiap 17 Agustus pada pukul 00.00 Wita. Biasanya, acara tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur atau Wakil Gubernur Bali sebagai Inspektur Upacara.
"Renungan suci ini rutin dilaksanakan setiap 17 Agustus pukul 00.00 Wita. Tujuannya sebagai penghormatan kepada para pehlawan yang dimakamkan di sana," jelas Subkoordinator Unit Substansi Pemberdayaan Sosial, Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Sosial, dan Restorasi Sosial di Dinas Sosial Bali, Sriyono, Jumat (12/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai keberadaan TMPN Pancaka Tirta, ia menjelaskan bahwa pembangunannya pada 29 Agustus 1950 yang diprakarsai sejumlah tokoh pejuang dan Ketua Badan Pemerintah Harian Tabanan.
"Pembangunannya untuk memberi rasa hormat kepada para pejuang yang gugur dalam revolusi fisik pada kurun waktu 1945 hingga 1949," imbuh Sriyono.
Ia menjelaskan, lokasi yang dipakai sebagai TMPN Pancaka Tirta merupakan sumbangan dari I Gusti Ngurah Raka dari Puri Penebel. Areal TMPN Pancaka Tirta memiliki luas sekitar dua hektar.
Awalnya, nama pemakaman tersebut diberi nama Taman Bahagia Pancaka Tirta. Nama itu memiliki arti pahlawan yang dimakamkan dibersihkan dengan lima air suci dari lima kolam yang ada di lingkungan pemakaman.
Semula pengelolaan TMPN Pancaka Tirta dikelola Yayasan Kebaktian Pejuang (kini Yayasan Kebaktian Proklamasi) dan Departemen Sosial.
"Selain itu, pejuang yang dimakamkan adalah mereka yang gugur saat Revolusi Fisik dan dimakamkan di pemakaman umum," jelasnya.
Karena dianggap satu-satunya daerah di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki Makam Pahlawan, pada 1972 pengelolaan Taman Bahagia Pancaka Tirta diambilalih Kodam IX/Udayana. Sejak itulah, namanya diganti menjadi Taman Makam Pahlawan Nasional Pancaka Tirta.
Diketahui, pahlawan yang dimakamkan mayoritas purnawirawan TNI/Polri. Selain itu, pengelolaannya kini berada di bawah Dinas Sosial Bali.
"Khusus pelaksanaan kegiatan upacara militer dilaksanakan Kodim 1619/Tabanan berkoordinasi dengan Pemkab Tabanan," imbuhnya.
Dalam perkembangannya, jumlah makam di TMPN Pancaka Tirta terus bertambah. Saat ini ada sekitar 900 makam. Areal pemakaman terbagi tiga komplek: di Timur merupakan makam khusus para pejuang yang gugur saat revolusi fisik 1945-1949 salah satunya makam I Gusti Wayan Debes.
Sedangkan komplek pemakaman di sayap kiri dan kanan dipakai untuk pemakaman purnawirawan TNI/Polri.
Persis setelah memasui pintu utama, terdapat sebuah monumen dengan relief perjuangan dan foto I Gusti Ngurah Rai yang memimpin revolusi fisik pada 1949 yang terkenal dengan sebutan Perang Puputan Margarana.
"Selain sebagai tempat ziarah, terkadang dipakai juga untuk studi wisata. Karena itu, TMPN Pancaka Tirta dilengkapi dengan perpustkaan," pungkasnya.
(iws/iws)