Skandal naturalisasi pemain sepak bola Malaysia menjadi sorotan dunia. FIFA sudah menjatuhkan sanksi, meski Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) masih punya kesempatan mengajukan banding. Namun, reputasi Harimau Malaya sudah telanjur tercoreng.
Sanksi FIFA
Dilansir dari detikSport, sejak 26 September, FIFA menjatuhkan hukuman kepada FAM dan tujuh pemain terkait dugaan naturalisasi palsu. Mereka adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Pada Senin (6/10) malam, FIFA merilis laporan hasil investigasi terhadap skandal naturalisasi tersebut. FAM disebut mengklaim bahwa ketujuh pemain itu memiliki darah keturunan Malaysia karena kakek atau nenek mereka lahir di Malaysia. Namun, temuan FIFA justru membuktikan sebaliknya. Tidak ada satu pun dari kakek atau nenek pemain tersebut yang lahir di Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5 Fakta Skandal Naturalisasi Malaysia
1. Aduan Masuk Sejak Juni
Pengaduan pertama diterima FIFA pada 11 Juni 2025, sehari setelah Malaysia menang 4-0 atas Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027. Dua pemain naturalisasi mencetak gol dalam laga itu.
"Pada tanggal 11 Juni 2025, FIFA menerima pengaduan mengenai kelayakan pemain Gabriel Felipe Arrocha, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, dan Hector Alejandro Hevel Serrano," tulis FIFA dalam pernyataannya.
"Kedatangan mereka di Malaysia dan dimulainya bermain untuk klub lokal terjadi relatif baru-baru ini. Proses naturalisasi dan debut internasional mereka berlangsung dalam jangka waktu yang dipertanyakan," lanjut pengaduan itu.
FIFA tidak mengungkap identitas pelapor. Namun sejak laporan itu masuk, penyelidikan pun dimulai hingga skandal naturalisasi di tubuh Timnas Malaysia terbongkar.
2. FAM Gagal Tunjukkan Dokumen Asli
Dalam laporan berjudul Notification of the Grounds of the Decision setebal 19 halaman, FIFA menjelaskan bahwa FAM gagal menunjukkan dokumen asli kakek atau nenek ketujuh pemain naturalisasi tersebut.
FIFA menemukan dokumen yang diserahkan FAM kepada mereka merupakan dokumen sekunder dari Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN). Data pemain diperoleh dari agen luar negeri tanpa verifikasi independen.
"Komite tidak memiliki keraguan sedikit pun, dan bertentangan dengan pernyataan Termohon (FAM)," tulis FIFA.
"Lebih lanjut, pengakuan FAM sendiri bahwa mereka dihubungi oleh lembaga eksternal mengenai warisan para pemain namun gagal memverifikasi secara independen keaslian dokumentasi tersebut."
"Selain itu, Komite berpandangan bahwa berdasarkan dokumentasi yang ada, penggunaan dokumen palsu atau yang dipalsukan bukan sekadar formalitas."
"Faktanya, Komite menggarisbawahi dampak pemalsuan tersebut sangat parah dan lebih dari sekadar masalah teknis seperti yang coba digambarkan oleh Termohon," tutup pernyataan itu.
3. FAM dan 7 Pemain Dijatuhi Sanksi
Pada 26 September, FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemain tersebut. FAM didenda 350 ribu franc Swiss atau sekitar Rp 7,3 miliar, sementara masing-masing pemain dikenai denda 2.000 franc Swiss atau sekitar Rp 41 juta.
Ketujuh pemain juga dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama satu tahun.
"Sanksi yang dijatuhkan tidak soal pelanggaran, tetapi juga berfungsi sebagai tindakan pencegahan dan edukasi..." tulis FIFA.
"Komite menggarisbawahi bahwa menyajikan dokumen palsu dengan tujuan mendapatkan kelayakan untuk bermain bagi tim nasional merupakan, murni dan sederhana, suatu bentuk kecurangan," lanjut pernyataan itu.
4. FAM Bisa Ajukan Banding
FAM diberi waktu tiga hari sejak laporan FIFA dirilis pada Senin (6/10) untuk mengajukan banding ke Komite Banding FIFA, serta lima hari berikutnya untuk menyerahkan berkas lengkap. FAM disebut tengah menyiapkan langkah ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Sebelumnya, FAM berdalih hanya terjadi kesalahan teknis dalam pengajuan dokumen. Namun, FIFA menegaskan pemalsuan itu tidak bisa dianggap remeh.
"Faktanya, Komite menggarisbawahi dampak pemalsuan tersebut sangat parah dan lebih dari sekadar masalah teknis," tulis FIFA.
Selain itu, hasil laga kemenangan Malaysia 4-0 atas Vietnam berpotensi dianulir. FIFA menyerahkan keputusan soal hasil pertandingan itu kepada AFC.
5. Jadi Isu Nasional di Malaysia
Skandal ini memicu reaksi keras di Malaysia. Anggota Parlemen Kampar, Chong Zhemin, bahkan mengajukan mosi di Dewan Rakyat agar kasus ini diusut tuntas.
"Ada kemungkinan pelanggaran hukum yang melibatkan pemalsuan dokumen resmi," ujarnya.
Chong meminta pemerintah Malaysia melakukan audit menyeluruh terhadap semua proses naturalisasi atlet, termasuk memperketat verifikasi dan mencocokkan data dengan dokumen asli dari luar negeri.
Warga Malaysia pun kecewa atas kasus ini, terlebih Harimau Malaya masih berjuang di Kualifikasi Piala Asia 2027.
Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini!
Simak Video "Video: Malaysia Punya Waktu 3 Hari untuk Banding Kasus Naturalisasi Palsu"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)