Sosok di Balik Suara Merdu Stadium Announcer Bali United

Sosok di Balik Suara Merdu Stadium Announcer Bali United

Siti Mu'amalah - detikBali
Senin, 25 Des 2023 21:12 WIB
Potret stadium announcer atau pembawa acara Maria Margaretha Hills.
Foto: Maria Margaretha, sosok di balik stadium announcer Bali United. (Istimewa)
Denpasar -

'Dari dangin sampai kauh, cuma kamu yang kuingin, tapi kamu malah menjauh.'

'Ada burung dara kecepit gantungan. Astungkara Bali United raih kemenangan.'

Pantun-pantun macam itu biasa berkumandang di seantero Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, kala Bali United berlaga. Adalah Maria Margaretha Hills (30), sosok di balik suara merdu yang membacakan pantun-pantun tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maria adalah stadium announcer Bali United. Tugasnya tak beda jauh dengan pembawa acara. Pantun memang menjadi salah satu ciri khas Maria saat bertugas.

Menurut Maria, pantun adalah sarana hiburan tercepat untuk audiens. Namun, dia bercerita awal mula menggunakan pantun untuk mengingatkan agar pemain maupun panitia pertandingan tetap mematuhi protokol kesehatan saat masa pandemi COVID-19 di Liga 1 Indonesia seri 4 dan 5 musim 2021/2022.

ADVERTISEMENT

"Pantun sebenarnya hiburan tercepat ya, dalam arti hiburan yang dibuat lewat kata-kata. Dicari isu-isu yang dialami sehari-hari, dan kebetulan aku suka nulis terutama tulisan yang berima," ungkap Maria kepada detikBali, Minggu (24/12/2023).

Namun, Maria menggunakan pantun justru ketika pertandingan di Stadion Dipta tak dihadiri suporter. Kala itu, kasus COVID-19 masih relatif tinggi.

"Nah waktu (kondisi laga) naik pantun itu buat meredakan tensi pertandingan awalnya sih gitu ya, seperti waktu bola mati, pemain cedera aku coba masukin itu dan syukurlah dapat feedback positif saat itu akhirnya aku coba teruskan," tutur wanita yang menjadi stadium announcer untuk Bali United sejak Juli 2022 ini.

Untuk diketahui, format bubble Liga 1 di Bali kala itu berlangsung selama tiga bulan dengan memakai tiga stadion. Yaitu, Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Stadion Ngurah Rai Denpasar, dan Stadion Kompyang Sujana. Kompetisi tersebut menghadirkan 18 tim sepak bola di Indonesia.

Maria pertama kali memandu pertandingan dengan pantun waktu di Stadion Ngurah Rai. Lalu musim ini dia diajak bergabung kembali untuk memandu pertandingan di Stadion Dipta, Gianyar. Bedanya, saat ini dia memandu pertandingan yang sudah berisi suporter.

Keberadaan stadium announcer seperti yang dilakoni Maria, cukup vital dalam sebuah pertandingan. Beberapa tugasnya adalah memberi informasi nama pemain saat pergantian pemain, nama pemain yang mencetak gol, mengumumkan hasil skor, membacakan peraturan untuk dipatuhi suporter yang datang, dan masih banyak lagi.

Pembawa acara pertandingan dengan acara lain jelas memiliki perbedaan. Menurut Maria, kalau acara lain, sebagian besar tamu atau audiens perhatiannya bakal tertuju kepada pembawa acara. Namun, berbeda dengan pertandingan sepakbola.

"Sebenarnya setiap nge-MC itu punya tantangan masing-masing, bedanya kalau membawakan acara di acara lain semua audiens tertuju ke MC, sedangkan kalau di pertandingan suporter yang datang tertuju ke pertandingan," jelas wanita yang hobi main alat musik ukulele ini.

Tantangan lain menurut Maria adalah ketika laga di babak pertama masih 0-0 alias belum ada yang mencetak gol. Demikian pula saat tuan rumah tertinggal dari tim tamu. Hal itu menjadi tantangan untuk Maria. Sebab, dia harus menjaga mood suporter. Jadi, harus melihat situasi terlebih dahulu sebelum berpantun.

"Kalau di stadion itu aku senang sih bisa mendengar beberapa respons beberapa semeton. Nah, dari situ aku tahu mereka lagi happy, kalau responsnya nggak semasif itu berarti mereka lagi bete, jadi nggak bisa asal ngepantun," tutur Maria.

Selama sekitar tiga tahun berpengalaman menjadi pembawa acara di stadion, tak hanya laga nasional saja yang pernah dia pandu. Ada pula laga-laga internasional seperti AFC Cup. Maka, bahasa Inggris menjadi sebuah keharusan.

Maria mengaku pernah mencoba membuat pantun memakai bahasa Iggris. Namun, hasilnya gagal. Menurut Maria, tidak semua orang cocok dengan apa yang dibawakan. Akhirnya, dia memodifikasi satu pantun dengan dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris.

"Pernah dulu tahun 2020 kalau enggak salah, pernah nyoba full bahasa Inggris, tapi ternyata enggak semua orang ngeh, karena kata-kata premis sama isinya itu kalau jokes bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu berbeda, akhirnya aku modifikasi tuh waktu AFC Cup jadi (satu pantun) berisi dua bahasa, contohnya beli klepon di Pasar Baru, how can I move on, if I'm still in love in you?," paparnya.

Maria mengaku semua pantun yang dibawakan saat memandu pertandingan itu dia buat sendiri. Inspirasinya dari kehidupan sehari-hari atau dari hasil berselancar di media sosial lewat handphone. Apabila melihat quote bagus maka akan dimodifikasi menjadi pantun.

"Jadi harapannya pantun ini bisa jadi hiburan singkat, karena selama 90 menit nonton pertandingan suporter berharap tim yang didukung menang ataupun (apabila) tim yang didukung kalah harapannya agar (kekecewaan mereka) reda," harap Maria.




(hsa/gsp)

Hide Ads