Kesaksian Striker Asing Arema: 8 Orang Meninggal Tepat di Depan Kami

Ricuh Laga Arema vs Persebaya

Kesaksian Striker Asing Arema: 8 Orang Meninggal Tepat di Depan Kami

Tim detikNews, Tim detikSport - detikBali
Minggu, 02 Okt 2022 22:30 WIB
Pesepak bola Arema FC Abel Camara (kanan) memeluk rekannya usai mencetak gol ke gawang Borneo FC dalam laga Final Piala Presiden Leg Pertama di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/7/2022). Arema selaku tuan rumah mengalahkan Borneo FC dengan skor 1-0. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Striker asing Arema FC, Abel Camara. Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Denpasar -

Striker asing Arema FC, Abel Camara menceritakan kesaksiannya saat tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter. Abel mengaku menyaksikan langsung korban-korban dibawa di ruang ganti dan menghembuskan napas terakhir di sana.

"Ini adalah derby yang sangat lama dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin. Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati, bahwa kita bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini. Atmosfernya tegang," kata Camara, dilansir dari Mais Futebol.

"Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar. Mereka mulai memanjat pagar, kami pergi ke ruang ganti. Sejak saat itu kami mulai mendengar tembakan, mendorong," penyerang asal Portugal-Guinea itu menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti. Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh."

"Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion. Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami, mengambil mobil dan pulang. Sekarang kami berada di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," demikian kata Abel Camara.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, Laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, berakhir tragis. Bentrokan terjadi antara fans yang masuk ke lapangan dengan aparat yang mencoba membubarkan kerumunan.

125 kematian terkonfirmasi dalam Tragedi Kanjuruhan. Insiden ini pun menjadi duka sepakbola nasional dan menarik perhatian internasional.

Kesaksian Aremania saat Kerusuhan Pecah

Kerusuhan maut dalam laga Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang menyisakan duka mendalam di dunia sepabola Indonesia dan dunia. Ratusan supporter Arema FC menjadi korban tewas dan luka-luka.

Dikutip dari detikJatim, salah satu Aremania, Rangga menceritakan kesaksian detik-detik kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan. Rangga mengatakan bahwa selama berjalannya pertandingan situasi di stadion sebenarnya kondusif. Tapi suasana itu berubah setelah peluit panjang tanda akhir pertandingan dibunyikan.

"Saat itu, pemain Persebaya langsung masuk ke dalam ruangan, tidak ada yang tersisa di lapangan. Sedangkan pemain Arema FC terdiam lemas di tengah lapangan," ujar pemuda asal Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang itu kepada detikJatim, Minggu (2/10/2022).

Cerita lengkap klik halaman selanjutnya

5 Menit berjalan, dikatakan Rangga, pihak manajemen mengajak para pemain untuk menyapa dan meminta maaf kepada suporter Aremania bagian timur. Itu memang menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan Arema FC usai laga.

"Nah, kalau saya lihat dari tribun VIP, gestur Aremania menolak seperti bilang 'nggak usah ke sini, pergi saja'. Waktu itu, satu dua suporter dari sisi timur dan barat mulai turun ke lapangan. Jadi belakang gawang itu turun-turun sampai akhirnya meluber," kata Rangga.

Ia pun meyakini bahwa suporter yang turun ke lapangan itu hanya ingin meluapkan kekecewaan mereka dengan cara speak up secara langsung kepada manajemen. Bukan melakukan penyerangan fisik kepada pemain.

"Kepingin meluapkan apa yang ada di hatinya. Yakpo kok iso kalah (kenapa kok bisa kalah) dalam pertandingan rivalitas. Dari situ, mulai terjadi ricuh. Dari polisi dan tentara turun ke lapangan semua untuk memukul mundur masa. Di situlah terjadi gepuk-gepukan antara Aremania dan Aparat," tuturnya.

Polri Update Jumlah Korban

Polri menyampaikan data terbaru jumlah korban luka akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan menyebut data terkini korban luka-luka sebanyak 323 orang.

"Jumlah korban luka sebanyak 323 orang," kata Nyoman Eddy kepada wartawan, Minggu (2/10/2022) seperti dikutip dari detikNews.

Nyoman mengatakan pihaknya sudah memutakhirkan data terbaru terkait korban meninggal dalam peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur itu. Nyoman menyebut, data terbaru korban meninggal dunia sebanyak 125 orang.

"Update data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129, setelah ditelusuri di RS terkait menjadi meninggal dunia 125 orang," ujarnya.

Nyoman mengungkap adanya kesalahan pencatatan di rumahsakit yang menangani korban sehingga terjadi selisih angka atau jumlah korban meninggal dunia. Ia menyebut, seluruh korban meninggal dunia sebanyak 125 orang dan sudah seluruhnya teridentifikasi.

Diketahui, peristiwa itu terjadi usai pertandingan antara klub Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2 - 3.

Para suporter merangsek masuk ke lapangan dan menyerbu pemain baik dari Persebaya maupun tim Arema FC sesuai pernyataan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. Kericuhan dalam Stasion Kanjuruhan tersebut juga mengakibatkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Selanjutnya 10 mobil dinas kepolisian juga dinyatakan rusak dan tiga mobil pribadi dirusak massa.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Momen Bonek Rayakan HUT ke-98 Persebaya di Gelora 10 November"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/iws)

Hide Ads