Kerusuhan maut dalam laga Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang menyisakan duka mendalam di dunia sepakbola Indonesia dan dunia. Ratusan suporter Arema FC menjadi korban tewas dan luka-luka.
Dikutip dari detikJatim, salah satu Aremania, Rangga menceritakan kesaksian detik-detik kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan. Rangga mengatakan bahwa selama berjalannya pertandingan situasi di stadion sebenarnya kondusif. Tapi suasana itu berubah setelah peluit panjang tanda akhir pertandingan dibunyikan.
"Saat itu, pemain Persebaya langsung masuk ke dalam ruangan, tidak ada yang tersisa di lapangan. Sedangkan pemain Arema FC terdiam lemas di tengah lapangan," ujar pemuda asal Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang itu kepada detikJatim, Minggu (2/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5 Menit berjalan, dikatakan Rangga, pihak manajemen mengajak para pemain untuk menyapa dan meminta maaf kepada suporter Aremania bagian timur. Itu memang menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan Arema FC usai laga.
"Nah, kalau saya lihat dari tribun VIP, gestur Aremania menolak seperti bilang 'nggak usah ke sini, pergi saja'. Waktu itu, satu dua suporter dari sisi timur dan barat mulai turun ke lapangan. Jadi belakang gawang itu turun-turun sampai akhirnya meluber," kata Rangga.
Ia pun meyakini bahwa suporter yang turun ke lapangan itu hanya ingin meluapkan kekecewaan mereka dengan cara speak up secara langsung kepada manajemen. Bukan melakukan penyerangan fisik kepada pemain.
"Kepingin meluapkan apa yang ada di hatinya. Yakpo kok iso kalah (kenapa kok bisa kalah) dalam pertandingan rivalitas. Dari situ, mulai terjadi ricuh. Dari polisi dan tentara turun ke lapangan semua untuk memukul mundur massa. Di situlah terjadi gepuk-gepukan antara Aremania dan Aparat," tuturnya.
Polri Update Jumlah Korban
Polri menyampaikan data terbaru jumlah korban luka akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan menyebut data terkini korban luka-luka sebanyak 323 orang.
"Jumlah korban luka sebanyak 323 orang," kata Nyoman Eddy kepada wartawan, Minggu (2/10/2022) seperti dikutip dari detikNews.
Nyoman mengatakan pihaknya sudah memutakhirkan data terbaru terkait korban meninggal dalam peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur itu. Nyoman menyebut, data terbaru korban meninggal dunia sebanyak 125 orang.
"Update data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129, setelah ditelusuri di RS terkait menjadi meninggal dunia 125 orang," ujarnya.
Nyoman mengungkap adanya kesalahan pencatatan di rumahsakit yang menangani korban sehingga terjadi selisih angka atau jumlah korban meninggal dunia. Ia menyebut, seluruh korban meninggal dunia sebanyak 125 orang dan sudah seluruhnya teridentifikasi.
Diketahui, peristiwa itu terjadi usai pertandingan antara klub Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2-3.
Para suporter merangsek masuk ke lapangan dan menyerbu pemain baik dari Persebaya maupun tim Arema FC sesuai pernyataan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. Kericuhan dalam Stasion Kanjuruhan tersebut juga mengakibatkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Selanjutnya 10 mobil dinas kepolisian juga dinyatakan rusak dan tiga mobil pribadi dirusak massa.
(nor/iws)