Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 menjadi palagan krusial bagi Wayan Koster. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali itu menjadikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sebagai palagan untuk menjaga suara partai di 'kandang banteng'.
Koster yang berpasangan dengan I Nyoman Giri Prasta dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 mendeklarasikan kemenangan pada Rabu (27/11/2024) malam. Berdasarkan perhitungan internal PDIP Bali, duet Koster-Giri unggul dari paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dengan perolehan suara 61,44 persen.
Menurut Koster, hasil tersebut didapat dari data masuk yang hampir mencapai 90 persen. Ia pun bakal menyampaikan perolehan tersebut kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis ini saya akan melapor kepada beliau (Megawati)," ungkap Koster di kantor DPD PDIP Bali di Denpasar, Rabu malam.
Berdasarkan data yang dihimpun PDIP, Koster-Giri memperoleh 1.267.001 suara. Sementara, Mulia-PAS mendapat 795.018 suara atau sekitar 38,56 persen.
"Pencapaian suara saat ini sudah bisa menjadi acuan. Kami mengucapkan terima kasih pada para unsur atas kerja kerasnya. Dari partai sampai ke bawah. Begitu juga seluruh komponen masyarakat, relawan yang telah bekerja keras tanpa lelah, tanpa uang, bekerja untuk memenangkan Koster-Giri," imbuh Koster.
Koster Ajak De Gadjah Bangun Bali
![]() |
Koster membalas ucapan selamat dari Made Muliawan Arya alias De Gadjah. Koster pun mengucapkan terima kasih kepada De Gadjah yang menjadi rivalnya dalam Pilgub Bali 2024 itu.
Politikus asal Desa Sembiran, Buleleng, itu menyebut De Gadjah sebagai kawannya. Ia itu lantas mengajak De Gadjah agar bersama-sama menjaga Bali.
"Tentu saja saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat baik saya, Made Muliawan Arya. Teman saya dulu, selalu berhubungan. Mari kita jaga bersama agar Bali tetap kondusif," ungkap Koster.
Koster juga mengajak De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana (PAS) untuk bersinergi membangun Bali. Menurutnya, ada sejumlah hal positif yang dikemukakan oleh duet Mulia-PAS.
"Tentu saja kami sharing gagasan, program, karena ada hal-hal yang baik nanti kami harmonisasi. Bisa kami jadikan acuan untuk pembangunan Bali," imbuhnya.
Sebelumnya, De Gadjah juga mengumumkan perolehan suara duet Mulia-PAS tertinggal jauh dari Koster-Giri. Dia tidak merinci hasil perhitungan internal yang dilakukan tim pemenangannya. Meski begitu, De Gadjah menyebut kans duet Mulia-PAS untuk mengejar ketertinggalan dari rival mereka sangat sulit.
"Saat ini memang belum 100 persen TPS, tapi sudah 80 persen (suara masuk). Untuk mengejar ketertinggalan kemungkinan sangat berat," ujar De Gadjah di Rumah Pemenangan Mulia-PAS di Denpasar, Rabu malam.
De Gadjah lantas mengucapkan selamat kepada duet Koster-Giri. Ia lawan politiknya itu dapat memenuhi janji-janji yang disampaikan saat kampanye.
"Semoga beliau bisa mengemban tugas sebagai pelayan rakyat Bali dan bisa pro dengan rakyat dan beliau bisa bertanggung jawab dengan janji-janji beliau saat kampanye," imbuh mantan wakil ketua DPRD Denpasar itu.
Klungkung Penopang Suara Terbesar, Denpasar Hampir Imbang
Menurut Koster, Klungkung menjadi daerah dengan penopang suara terbanyak. Kemenangan Koster-Giri di Gumi Serombotan menyentuh angka 71 persen.
"Kabupaten yang belum 100 persen masuk datanya itu Buleleng. Yang lain sudah hampir 100 persen. Yang sudah 100 persen itu Tabanan, Denpasar, Jembrana. Klungkung adalah penopang suara terbanyak karena tingkat kemenangannya 71 persen," ujar Koster.
Di sisi lain, raihan suara paslon nomor urut 2 itu hampir berimbang dengan perolehan suara paslon nomor urut 1 Mulia-PAS di Denpasar. Masih menurut perhitungan PDIP Bali, Koster-Giri mengantongi 50,05 persen suara di Denpasar. Sedangkan, penantang mereka Mulia-PAS meraup sebanyak 49,95 persen.
"Koster-Giri unggul telak di 8 kabupaten. Di Denpasar sangat berimbang," ungkap mantan anggota DPR RI itu.
Kendati mengeklaim data yang masuk tersebut tak akan banyak mengubah perolehan suara Koster-Giri. Ia bahkan menyebut perolehan suaranya bisa bertambah jika data yang masuk sudah 100 persen.
"Walaupun belum 100 persen, ini diperkirakan akan terus bertambah. Dan cenderung persentasenya sudah stabil," imbuhnya.
Klaim PDIP Menang di 8 Kabupaten/Kota di Bali
Selain mengeklaim memenangkan Pilgub Bali, Koster menyebut sejumlah jagoan PDIP yang bertarung dalam pemilihan bupati (pilbup) dan pemilihan wali kota (pilwalkot) di Bali juga masih mendominasi kemenangan. Ia menuturkan calon yang diusung PDIP menang di delapan kabupaten/kota dan masih menunggu hasil dari satu kabupaten di Bali.
Koster membeberkan persentase kemenangan tertinggi PDIP ada di Pilbup Gianyar. Berdasarkan real count PDIP, Made Agus Mahayastra-Anak Agung Gede Mayun (pasanga Aman), menang telak 80 persen.
Kedua, Pilwalkot Denpasar dengan kemenangan 74 persen. Selanjutnya, Kabupaten Tabanan sebesar 67 persen, Badung 70 persen, dan Bangli 61,7 persen. Dilanjutkan dengan Kabupaten Jembrana 61,5 persen, Kabupaten Klungkung sebesar 52 persen, dan Buleleng sebesar 64,97 persen.
"Yang paling tinggi pilkada itu adalah Kabupaten Gianyar 80 persen. Kemudian adalah Denpasar 74 persen, data masuk sudah lebih dari 80 persen," beber Koster.
Koster menjelaskan tinggal satu kabupaten, yakni Pilbup Karangasem, yang penghitungannya masih berproses. Sebab, data yang diinput oleh PDIP Bali belum mencapai 70 persen.
"Targetnya menang 8 kabupaten/1 kota. Ya mudah-mudahan Karangasem bisa mengalami kemajuan. Kalau yang lain sudah aman," sebutnya.
Bila kalah di Karangasen, target PDIP sedikit meleset. Sebelumnya, partai berlambang moncong putih itu menargetkan kemenangan Pilgub Bali dan pilkada di seluruh kabupaten/kota di Bali.
(iws/hsa)