Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin mengatensi sejumlah kasus yang ramai selama tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di NTB. Mulai dari temuan puluhan surat suara yang sudah tercoblos di Desa Juranalas, Kecamatan Alas, Sumbawa, hingga pembacokan anggota KPPS di Bima.
"Soal pembacokan, kami dapat informasi kalau itu karena masalah pribadi dan bukan karena pilkada. Kalau untuk pencoblosan surat suara di Sumbawa, sedang kami tampung dan langsung kami tindaklanjuti," kata Hassanudin seusai mencoblos di TPS 01 Lingkungan Pusaka, Kelurahan Pejanggik, Mataram, Rabu (27/11/2024).
Hassanudin telah mengetahui video puluhan surat suara yang disinyalir telah tercoblos di TPS 6 Desa Juranalas, Kecamatan Alas, Sumbawa. Video tersebut juga sempat viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kami dalami dengan sesuai peran dan fungsi masing-masing. Mari kita jaga kerukunan yang sangat harmonis dalam keberagaman yang ada di NTB," imbuh mantan Pj Gubernur Sumatera Utara tersebut.
Hassanudin meminta para pendukung pasangan calon (paslon) yang bertarung dalam Pilkada Serentak 2024 agar mengikuti tahapan penghitungan suara sesuai arahan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia berharap proses hitung cepat atau quick count tak menimbulkan gejolak antara para pendukung paslon.
"Siapa pun yang terpilih, tentunya itu adalah pilihan dari masyarakat yang akan melanjutkan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dalam memajukan NTB," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar satu video yang menunjukkan warga protes ke TPS 06 di Desa Juranalas, Kecamatan Alas, Sumbawa. Mereka protes lantaran menemukan ratusan kertas suara yang sudah tercoblos.
"Ada 60 surat suara dari calon gubernur dan wakil gubernur NTB nomor urut 3 dan nomor urut 1. Untuk calon bupati dan wakil bupati (Sumbawa), ada 59 surat suara nomor 2 sudah ditusuk," kata pria dalam video tersebut.
Baca juga: Kronologi Pembacokan Ketua KPPS di Bima |
Sementara itu, Aswadin (30), Ketua KPPS di TPS 02 Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Bima, dibacok oleh seorang pria. Ia dibacok pada saat proses pemungutan suara, pagi tadi. Aksi pembacokan itu membuat proses pemungutan suara di TPS tersebut dihentikan sementra.
Tak lama kemudian, polisi akhirnya menangkap pelaku pembacokan berinisial AR. Saat ini, AR sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Bima. Sedangkan, Aswadin masih dirawat di RSUD Bima, setelah sebelumnya dilarikan ke Puskesmas Woha.
(iws/iws)