Debat pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Gianyar kedua di Prime Plaza Hotel, Denpasar, Kamis (21/11/2024) malam berlangsung panas. Kedua paslon sudah saling serang sejak sesi pertama melalui pemaparan visi-misi.
Paslon nomor urut 2, Anak Agung Ngurah Kakarsana dan I Wayan Tagel Arjana (Kata) yang mendapatkan kesempatan pertama langsung menukik terhadap permasalahan di Gianyar dan mengkritik kebijakan paslon nomor urut 1, I Made Agus Mahayastra dan Anak Agung Gde Mayun (Aman).
Tak hanya saling serang kedua paslon, para pendukung juga saling jual beli teriakan yel-yel dan sejumlah sindiran-sindiran. Puncaknya ketika sesi keempat debat, pendukung dari kedua kubu tersulut emosi dan hampir terjadi baku hantam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pendukung saat itu sama-sama ngotot, bahkan meneriaki karena saling emosi. Hingga saling memegang leher baju sebelum akhirnya panitia dan petugas kepolisian melerainya.
Kapolres Gianyar AKBP Umar yang memimpin langsung pengamanan mengatakan gesekan tersebut terjadi karena tersulut emosi sesaat. Mereka saling teriak yel-yel dan bahkan sempat diperingati oleh moderator untuk tenang.
"Hanya teriakan tidak ada tindakan. Sudah kami pertemukan tadi di belakang mereka menyadari itu emosi sesaat dan kesalahpahaman," ungkap Umar.
Umar mengungkapkan Polres Gianyar mengerahkan sebanyak 150 personel untuk pengamanan debat kedua Pilbup Gianyar 2024. Jumlah itu terdiri dari 135 personel Polres Gianyar dan 15 personel bawah kendali operasi (BKO) dari Satuan Brigade Mobile (Satbrimod) Polda Bali.
Seusai debat, Agus Mahayastra dan Anak Agung Mayun, menegaskan kritikan yang selalu disampaikan Anak Agung Ngurah Kakarsana dan I Wayan Tagel Arjana, yakni ketimpangan pembangunan, merupakan isu yang sudah terjadi 30 tahun lalu.
"Kami selesaikan dari pemerintah dengan regulasinya. Sekarang tidak ada regulasi yang menghalangi lagi untuk wilayah menjadi berkembang. Kemudian, infrastruktur yang telah kami fasilitasi," ujarnya.
Sementara Anak Agung Ngurah Kakarsana dan I Wayan Tagel Arjana mengatakan debat kali ini merupakan penajaman niat mengabdi dengan segala kemampuan, peningkatan pengelolaan keuangan negara, serta menangani permasalah ketimpangan dan infrastruktur.
"Tetapi waktu dua jam tidak bisa mewakili bayangan pengabdian kami lima tahun ke depan. Kami harapkan kalau kami dipercaya seluruh masyarakat dan komponen masyarakat menggunakan semua potensi untuk mewujudkan Gianyar lebih maju," jelas Kakarsana.
(hsa/iws)