Tim hukum pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) nomor urut 1 Sitti Rohmi Djalilah-W Musyafirin (Rohmi-Firin) membeberkan duduk perkara keributan saat debat ketiga Pilgub NTB di Lombok Raya Hotel Mataram, Rabu (20/11/2024) malam.
Saat itu, ada keributan antara pendukung Rohmi-Firin dengan petugas. Ketua Tim Hukum Rohmi-Firin, Herman Soeranggana, menyebut petugas keamanan bersikap tidak humanis dan tidak adil sehingga memicu keributan.
"Kami melihat langsung pendukung 02 dan 03 juga sama-sama bergairah, sampai naik-naik bangku, tapi tidak ditegur. Artinya, kami memandang perlakuan yang kurang adil dan kurang humanis antara satu dengan lainnya," kata Herman di Mataram, Kamis (21/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota tim hukum Rohmi-Firin, Sahrul Mustofa, menghargai upaya-upaya KPU dalam menjaga debat agar berlangsung secara tertib dan teratur. Demikian pula dengan pendukung Rohmi-Firin, Sahrul berujar, sudah berusaha maksimal untuk menaati aturan.
"Tapi kalau mau berlaku adil mestinya hal yang sama juga diberlakukan terhadap pendukung lain. Apa yang kami lihat di lapangan itu ada yang naik sampai bangku, bahkan sampai ditegur moderator. Namun, dibiarkan begitu saja oleh KPU," sodok Sahrul.
"Untuk itu kami berharap karena menjelang pencoblosan, kasus semacam ini tidak terulang lagi dan menjadi evaluasi ke depan," lanjut dia.
Sementara itu, koordinator pendukung Rohmi-Firin, Ihsanul Wathony, memberikan penjelasan terkait keributan itu. Ihsanul terlibat adu mulut dengan petugas keamanan KPU saat debat pemungkas Pilgub NTB 2024 tersebut.
"Saat jeda itu salah satu pendukung mereka (paslon nomor urut 1 dan nomor 3) melakukan yel-yel kemudian dihalangi untuk maju ke depan. Ketika dihalangi ada tindakan yang membuat pendukung tersebut terjatuh. Itulah yang kami protes, kenapa berlebihan begitu," urai Ichan, sapaan Ihsanul.
"Kami bisa membawa ini ke ranah hukum, tapi kami tidak akan lakukan itu. Namun, kami minta akui saja ada insiden itu. Meski kami dan petugas sudah saling meminta maaf," sambungnya.
Terpisah, anggota Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU NTB, Agus Hilman, mengaku belum mengetahui duduk perkara keributan yang terjadi saat debat.
"Kami belum lihat duduk perkaranya. Saya tanya teman-teman di pengamanan. Namun, pada intinya kami mohon maaf jika pendukung paslon 01 merasa dirugikan," ujar Hilman, Kamis.
KPU, Hilman melanjutkan, akan mengevaluasi dan mencari kronologi keributan yang terjadi sebenarnya. "Kami minta ini tidak melebar ke mana-mana yang bisa berdampak ke hal-hal lain. Tapi, intinya kami minta maaf. Mudah-muudahan dimaklumi atas semua itu," tandas Hilman.
Baca juga: Debat Ketiga Pilgub NTB Diwarnai Keributan |
(hsa/gsp)