Pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) nomor 3, Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda), tak sepakat jika Provinsi NTB disebut sebagai daerah yang kurang toleran.
"Saya juga dengar bahwa katanya NTB intoleran. Namun setahun terakhir saya keliling di seluruh bagian di NTB. Saya pergi ke Lombok Utara, ada makam yang dipugar oleh tuan guru, tetapi yang paling banyak ke sana itu orang Buddha dan Hindu," kata Lalu Iqbal saat debat terbuka Pilgub NTB 2024 di Mataram, Rabu (20/11/2024).
Eks Dubes RI untuk Turki ini juga menyampaikan bahwa hal yang sama juga ia temukan di Kabupaten Bima yang mayoritas penduduknya muslim. Namun, di sana ia juga melihat ada penganut agama Kristen tetapi hidup guyub dan bergandengan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Bima ada masyarakat Donggo, ternyata di Bima yang masyarakat mayoritas muslim ada masyarakat Kristen di sana. Di Lombok Tengah, di tempat saya, yang mayoritas muslim banyak tuan gurunya, tetapi ada komunitas Hindu di Mantang," ujarnya.
Dari temuan tersebut, Iqbal menilai bahwa yang perlu dilakukan pemerintah daerah saat ini adalah bagaimana cara untuk merawat toleransi ini mulai dari bangku sekolah. Jika perlu ujarnya, kurikulum tentang toleransi beragama harus dibuatkan di NTB.
"Jadi saya pikir, sebenarnya toleransi itu sudah ada dalam hati nuraninya orang NTB," ucapnya.
Pilgub NTB diikuti oleh tiga kontestan. Berdasarkan pengundian nomor urut, pasangan Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) mendapat nomor urut 1, Zulkieflimansyah-Suhaili (Zul-Uhel) nomor urut 2, dan Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) nomor urut 3.
(dpw/dpw)