.webp)
Calon gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster berjanji membuat rumah aman atau rumah singgah bagi perempuan dan anak korban kekerasan di seluruh daerah di Bali. Hal itu diungkapkan Koster saat berdiskusi dengan anak muda Buleleng di Pantai Penimbangan Singaraja, Minggu (17/11/2024).
Awalnya, Koster mendapat pertanyaan dari salah satu peserta diskusi, Dian Suryantini. Dian menyoroti jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang tinggi di Buleleng.
Disebutkan hingga bulan Juli 2024 ada sebanyak 21 kasus yang tercatat, baik yang ditangani kepolisian maupun yayasan sosial. Menurutnya jumlah kasus di Buleleng termasuk yang paling tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya inginkan buatlah Pak, rumah singgah atau rumah aman bagi mereka yang memerlukan perlindungan yang menjadi korban bukanlah orang lain, tapi orang-orang seusia kita yang ada di sini," kata Dian.
Dian mengungkapkan selama ini pemulihan terhadap korban dipercayakan kepada keluarga. Namun, Dian mengatakan tak sedikit pelaku kekerasan tersebut merupakan anggota keluarga korban.
"Bagaimana korban bisa melakukan pemulihan jika dikembalikan ke keluarga sedangkan pelakunya ada di dalam keluarga itu sendiri. Meskipun dia sudah diamankan tapi rasa trauma itu masih ada," katanya.
Oleh karena itu, ia memandang pemerintah perlu hadir dengan membuat rumah aman di seluruh kabupaten/kota di Bali. "Anggarannya gak lebih besar dari shortcut atau turyapada atau videotron di jalan-jalan jadi mohon dipertimbangkan lagi apa yang saya sampaikan," jelasnya.
Koster membenarkan kasus kekerasan perempuan dan anak di Bali cukup tinggi dibandingkan daerah lain. Ia pun berjanji akan membangun satu rumah aman di setiap kabupaten/kota di Bali jika terpilih kembali sebagai gubernur Bali.
"Salah satu program yang akan saya sampaikan dalam debat ketiga, di situ ada tema perlindungan perempuan, anak, dan difabel yakni membangun wahana rumah aman, di kabupaten/kota di Bali," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan psikologi guna memberikan layanan psikologis kepada korban kekerasan perempuan dan anak di Bali.
"Termasuk juga kerjasama dengan perguruan tinggi untuk layanan psikologis mental dan berbagai persoalan psikologis lainbya. kita akan lakukan semua kabupaten/kota di Bali," tandasnya.
(dpw/dpw)
