Calon bupati Badung nomor urut 2 I Wayan Adi Arnawa mengeklaim angka kemiskinan di Badung turun signifikan berdasarkan data tahun 2022-2023. Menurutnya, upaya pemerintah mengentaskan garis kemiskinan di Gumi Keris cukup terlihat.
Adi Arnawa menegaskan itu saat menjawab pertanyaan calon bupati Badung nomor urut 1 I Wayan Suyasa tarkait angka kemiskinan di Badung yang dia sebut masih tergolong tinggi. Adi juga menyinggung gaji Suyasa sewaktu masih menjabat sebagai anggota DPRD Badung sempat dipotong saat pandemi COVID-19.
Mulanya, Adi Arnawa menjabarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 yang menunjukkan jumlah warga miskin Badung menyentuh angka 18 ribu lebih. Namun, pada 2023, angka itu turun menjadi 16 ribu. Adi Arnawa yang kala itu masih menjabat sebagai Sekda Badung menyebut angka warga miskin sudah turun sekitar 2.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bicara secara nasional, angka kemiskinan di 11 persen. Sedangkan Badung hanya di 2,23 persen, sangat rendah sekali. Bisa dibilang Badung yang paling rendah se-Indonesia jika disandingkan dengan daerah lain yang PAD-nya tinggi, tingkat kemiskinannya jauh (tinggi) dari kita (Badung)," kata Adi Arnawa saat debat kedua Pilbup Badung 2024, Jumat (8/11/2024).
Calon bupati nomor urut 1 Wayan Suyasa lantas membantah pernyataan Adi Arnawa. Menurutnya, Badung dengan pendapatan yang besar seharusnya tidak mengantongi data warga miskin yang jumlahnya menyentuh angka ribuan.
"Bagi kami, bicara APBD Badung yang 2025 ini maunya (dirancang) Rp 10,4 triliun, kok masih begitu besar, bicara ribuan masyarakat miskin? Kalau kami diberi kesempatan, lakukan yang terbaik, signifikan, masyarakat Badung tidak boleh ada yang miskin," sahut Suyasa.
Suyasa mengaku terenyuh lantaran masih ada warga Badung yang penghasilannya jauh di bawah upah minimum kabupaten (UMK). Ia pun berencana menerapkan program latihan kerja bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah agar memiliki bekal keterampilan sehingga daya hidupnya lebih meningkat.
Hanya saja, Suyasa tak menyampaikan bentuk program latihan kerja yang akan diberikan jika dirinya menjadi bupati Badung. "Lima tahun ke depan zero kemiskinan di Badung," kata dia.
Adi Arnawa lalu kembali menanggapi pernyataan Suyasa itu. Ia menyentil Suyasa agar tidak sekadar memberikan janji-janji hanya untuk mencari simpati masyarakat menjelang pencoblosan.
"Kita tidak bisa meninabobokan masyarakat dengan janji-janji yang terlalu fatamorgana. Secara realita, harus kita bicara kenapa terjadi angka kemiskinan di 2022? Bapak harus sadar betul kita pernah kena COVID-19," sentil Arnawa.
"Ini (pandemi COVID-19) meluluhlantakkan semua. Jangankan kita bisa menaikkan daya beli, pendapatan masyarakat sudah tidak bisa berbuat banyak. Jangankan masyarakat, Bapak anggota DPRD pun (merujuk Suyasa) saya kira banyak pendapatan yang dipotong," sambung Adi.
Dia mengeklaim upaya Pemerintah Kabupaten Badung dalam mengentaskan kemiskinan berhasil. Ia kembali menyebut angka kemiskinan Badung yang meski menyentuh ribuan, masih tergolong rendah di Indonesia.
"Walaupun kita sama-sama mendapatkan voter, kita harus memberikan pandangan yang realistis," pungkas Adi Arnawa.
(iws/iws)