Pengamat Sebut Minimnya Gagasan Pariwisata Mulia-PAS dan Koster-Giri

PILKADA BALI

Kenali Kandidat

Pengamat Sebut Minimnya Gagasan Pariwisata Mulia-PAS dan Koster-Giri

Aryo Mahendro - detikBali
Sabtu, 02 Nov 2024 15:49 WIB
Dua paslon saat mengikuti debat terbuka pertama Pilgub Bali 2024. (Foto: Tangkapan Layar Youtube KPU Bali)
Dua paslon saat mengikuti debat terbuka pertama Pilgub Bali 2024. (Foto: Tangkapan Layar Youtube KPU Bali)
Denpasar -

Pengamat pariwisata dari Universitas Udayana (Unud), I Putu Anom, memberi catatan terkait penampilan dua pasangan calon (paslon) saat tampil dalam debat terbuka pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024. Debat tersebut mengangkat tema 'Memformat Bali menuju Pariwisata Berkelanjutan'.

Pilgub Bali 2024 diikuti oleh paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan paslon nomor urut 2 Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri). Anom mengkritisi kedua paslon lantaran minim gagasan tentang tata kelola pariwisata di Pulau Dewata.

"Tata kelolanya (pariwisata) harus disebut itu. Bagaimana membenahi tata kelola, harus disampaikan detail," kata Anom kepada detikBali, Sabtu (2/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anom menjelaskan tata kelola pariwisata di Bali berkaitan dengan aturan tata ruang. Guru Besar Fakultas Pariwisata Unud itu mengatakan kedua paslon seharusnya bisa mendetailkan hal-hal yang boleh dibangun dan zona yang boleh dibangun. Menurutnya, pembangunan di Bali tidak boleh merusak alam.

"Jangan sampai izin membangun bangunan itu melanggar tata ruang. Ada juga beberapa (investor) yang sudah dikeluarkan izinnya, tapi melanggar. Hal-hal seperti itu yang seharusnya dikemukakan," kata Anom.

Anom menerangkan kebijakan tata ruang tersebut juga berkaitan dengan pengembangan potensi masing-masing kabupaten di Bali. Ia berpendapat tidak semua kabupaten memiliki potensi wisata.

Anom mencontohkan Kabupaten Jembrana yang memiliki keunggulan hasil pertanian dan perikanan. Hasil pertanian dan perikanan dari Jembrana dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan logistik industri wisata di sejumlah kabupaten di Bali. Begitu pula dengan kabupaten lain seperti kawasan pegunungan di Tabanan dan Karangasem.

"Harus disiapkan supporting tourism product. Jadi, daerah mana yang tidak punya potensi daerah wisata, kita bangun pertanian untuk mendukung kebutuhan produk-produk pariwisata," jelasnya.

Menurutnya, devisa dari sektor pariwisata di Bali cukup besar. Namun, lebih dari 50 persennya justru digunakan untuk impor bahan pangan. Pemikiran-pemikiran seperti itu, dia berujar, belum bisa dipaparkan oleh duet Mulia-PAS dan Koster-Giri saat debat perdana.

Dia lantas menilai penampilan Mulia-PAS saat menyampaikan gagasan, visi, dan misi yang menurutnya masih terlalu umum dan belum rinci. Selain itu, ia menyebut paslon nomor urut 1 itu banyak membuang waktu saat berdebat. "Hal-hal yang disampaikan sudah biasa dan umum. Sudah banyak orang tahu," imbuh Anom.

Anom kemudian mengomentari penampilan Koster-Giri yang menurutnya lebih akademis dan banyak mengulas pengalaman masing-masing. Meski begitu, dia berpendapat pernyataan yang dilontarkan perlu lebih terukur. "Program-program, visi, dan misi, harus terukur. Contoh-contohnya jelas dan harus breakdown ke program yang riil," jelasnya.

Menurut Anom, para kandidat perlu piawai mengatur ritme debat. Selain dituntut menampilkan gagasan yang konkret dan rinci, para paslon juga harus terampil memberi jawaban ringkas dan jelas agar tidak melebihi waktu berbicara yang sudah ditentukan.




(iws/iws)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads