Zul Sentil Balik Iqbal
Zulkieflimansyah lantas menyentil balik Lalu Muhamad Iqbal. Menurut Zul, menjadi gubernur NTB sangat berbeda dengan menjadi dubes seperti yang telah dijabat oleh Iqbal.
"Saya sampaikan. Jadi Gubernur itu beda dengan jadi dubes. Meritokrasi itu penting, tetapi kadang-kadang (pejabat publik) yang dipilih oleh masyarakat menyediakan toleransi dan kelenturan," ujar Zul menanggapi jawaban Iqbal soal birokrasi di NTB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zul mengatakan sistem di pemerintahan NTB tidak boleh terlalu saklek. Selain itu, Zul juga beranggapan jika sistem itu harus lentur.
"Jangan tendang sistem terlalu keras, karena nanti sistem akan menendang balik lebih keras," ungkap Zul.
Sentilan Zul berawal ketika Iqbal mendapatkan undian pertanyaan mengenai sistem merit yang sudah dibuat panelis. Pernyataan yang didapatkan Iqbal adalah bagaimana mewujudkan sistem merit di tengah pemerintahan NTB yang masih mengedepankan proses kedekatan dalam menempatkan orang di birokrasi.
Iqbal merespons pertanyaan itu dengan senang. Sebab, ia 28 tahun menghabiskan waktu atau karier sebagai birokrat dan bisa menjadi eselon II, eselon I, bahkan dubes karena diuntungkan oleh merit system.
"Dan saya ini datang dari pulau yang jauh, bukan siapa-siapa, tidak punya ordal (orang dalam), masuk ke Kementerian Luar Negeri, alhamdulillah bisa jadi eselon I paling muda, eselon II juga paling muda, alhamdulillah, dan bisa jadi dubes juga paling muda," ujar Iqbal.
Menurut Iqbal, hal tersebut bisa terjadi karena meritokrasi. Oleh karena itu, sebagai orang yang diuntungkan oleh sistem merit, Iqbal berjanji akan menghadirkan hal tersebut di birokrasi pemerintahan NTB.
"Kalau saya adalah orang yang diuntungkan oleh meritokrasi, maka tidak dilakukan lagi, saya ingin melihat seluruh birokrasi di pemerintah provinsi di NTB juga merasakan indahnya meritokrasi. Dan kami akan wujudkan komitmen itu, memastikan agar setiap orang termotivasi untuk maju, agar setiap orang termotivasi untuk melakukan yang terbaik di dalam memberikan pelayanan kepada publik," jelas Iqbal.
"Ini adalah komitmen Iqbal-Finda dan itu termaktub dengan jelas di dalam misi kami nomor tiga. Meritokrasi adalah salah satu esensi dalam upaya kami untuk memperbaiki birokrasi," imbuh mantan Dubes RI untuk Turki itu.
Pernyataan Iqbal itu kemudian ditanggapi oleh dua paslon lainnya, termasuk Siti Rohmi Djalillah. Seusai Rohmi menanggapi, barulah kesempatan diberikan kepada Zul. Zul kemudian menyentil Iqbal jika menjadi gubernur berbeda dengan menjadi dubes.
Simak Video "Video: Janji Ketiga Paslon Pilgub NTB saat Menutup Debat Perdana"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)