Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Denpasar nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa), ingin Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mengambil alih pengelolaan Pelabuhan Sanur. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan. Sejak dibuka, Pelabuhan Sanur dikelola oleh pemerintah pusat.
"Begitu statusnya menjadi milik Denpasar, kami juga memiliki pelabuhan pengumpan lokal di Serangan dan Mertasari. Jadi, kami akan pecah," ujar Jaya Negara saat debat terbuka pertama Pilwalkot Denpasar 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar di Hotel Prama, Sanur, Sabtu (19/10/2024) malam.
Dia membeberkan selama ini kunjungan wisatawan ke Denpasar setiap harinya rata-rata 6 ribu melalui Pelabuhan Sanur. Jaya Negara berencana memecah kedatangan wisatawan ke Denpasar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kami pecah 3 ribu di utara dan di selatan 3 ribu otomatis akan mengurangi jumlah orang dan jumlah kendaraan. Apalagi kami ingin meratakan Sanur Utara dan Sanur Selatan," jelasnya.
Selain itu, untuk mengurai kemacetan itu, Jaya-Wibawa ingin membuat kantong-kantong parkir. Nantinya, kendaraan-kendaraan bakal dialihkan ke kantong parkir itu. Setelah itu, wisatawan akan masuk ke Pelabuhan Sanur.
"Yang terpenting harus ada rekayasa lalin (lalu lintas). Kami akan mengusulkan ke pemerintah pusat agar ada jalan tembus dari Pelabuhan Sanur ke Jalan Prof Ida Bagus Mantra," tandas calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Debat perdana Pilwalkot Denpasar bertema Dinamika dan Tantangan Denpasar Menuju Smart City. Dengan enam subtema meliputi Transportasi, Literasi dan Digitalisasi Ekonomi, Pendidikan, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Pariwisata, dan Sampah.
Debat diikuti duapaslon. Yakni, paslon nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (Ambara-Adi) yang diusung oleh Partai Gerindra, NasDem, dan PSI. Kemudian, paslon nomor urut 2 I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) yang diusung PDIP, Golkar, Demokra, Perindo, Partai Gelora, dan PBB.
(hsa/gsp)