Calon bupati Badung nomor urut 2 I Wayan Adi Arnawa mengungkap alasan untuk tidak mencantumkan program bantuan hibah dalam visi-misinya. Ia menegaskan akan tetap melanjutkan program unggulan warisan Bupati I Nyoman Giri Prasta itu.
"Saya sengaja di dalam visi-misi, program itu tidak mencantumkan hibah. Sebab hibah itu tetap akan kami lanjutkan," ucap Adi saat kampanye di Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi, Selasa (15/10/2024) malam.
Dia menyebut tidak akan berani membatasi jumlah dana hibah yang akan digelontorkan kepada masyarakat jika menang dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Badung 2024. Menurutnya, besaran hibah tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan. Ia mencontohkan bantuan hibah untuk pembangunan pura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak bisa bilang bantuan hibah untuk desa adat cuma Rp 2 miliar, (atau) untuk banjar cuma Rp 1 miliar. Kenapa? Kenyataannya kalau bantuan cuma Rp 2 miliar, nggak jadi itu perbaiki pura desa kalau misalnya yang dibutuhkan Rp 10 miliar," imbuhnya.
Selain program hibah, Adi juga menjanjikan perbaikan jalan dan infrastruktur lainnya jika menang dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Badung 2024. Ia menyadari kemacetan lalu lintas menjadi masalah yang belum terselesaikan.
Politikus PDIP yang pernah menjabat Sekda Badung selama tujuh tahun itu juga ingin menaikkan pendapatan daerah secara perlahan. Jika kemacetan bisa teratasi, dia berujar, akan mudah untuk mendatangkan turis ke Bali.
"Kalau terus macet, susah kita. Wisatawan bisa tidak akan mau datang ke Bali, Badung ini, pendapatan akan turun," katanya.
Sementara itu, I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota yang mendampingi Adi Arnawa sebagai calon wakil bupati Badung menargetkan bisa menang di Kekeran. Dia optimistis loyalitas masyarakat di desa itu bisa membawanya meraih kemenangan mencapai 80 persen.
"Jadi berdasarkan historis, cerita, tidak ada sejarah bahwa PDIP kalah di Kekeran. Jadi kami ulang sejarah itu dengan hasil yang lebih maksimal," kata Gus Bota.
(iws/iws)