Warga NTB Tak Puas dengan Kinerja Petahana, Elektabilitas Zul-Uhel Anjlok

PILKADA BALI

Kenali Kandidat

Pilgub NTB 2024

Warga NTB Tak Puas dengan Kinerja Petahana, Elektabilitas Zul-Uhel Anjlok

Helmy Akbar - detikBali
Kamis, 03 Okt 2024 15:21 WIB
Direktur Nusra Institute Roby Setiawan mempresentasikan hasil survei Pilgub NTB di Mataram pada Kamis (3/10/2024). (Foto: Helmy Akbar/detikBali)
Direktur Nusra Institute Roby Setiawan mempresentasikan hasil survei Pilgub NTB di Mataram pada Kamis (3/10/2024). (Foto: Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Nusra Institute merilis hasil survei elektabilitas tiga pasangan calon (paslon) yang berlaga dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. Hasilnya, elektabilitas Zulkieflimansyah-Suhaili (Zul-Uhel) anjlok. Angka kepuasan warga NTB yang menurun membuat elektabilitas Zul sebagai calon petahana merosot.

Menurut hasil survei tersebut, elektabilitas Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) unggul dengan perolehan 31,0%. Elektabilitas Iqbal-Dinda dipepet oleh duet Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) yang meraih 29,3%.

Sementara itu, tingkat keterpilihan duet Zul-Uhel menempati posisi paling buncit dengan 15,9%. Adapun, responden yang masih ragu-ragu atau belum menentukan pilihan sebanyak 23,3%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Survei Nustra Institute Roby Satriawan mengungkapkan elektabilitas Iqbal-Dinda meningkat sebanyak 4,5% dibandingkan hasil survei pada Juni lalu. Demikian pula elektabilitas Rohmi-Firin yang naik 2,4% dibandingkan hasil survei sebelumnya.

"Sementara pasangan Zul-Uhel merosot dari angka 29% di bulan Juni, turun menjadi 15,9% (pada September). Terjadi penurunan sebesar 13,1%," kata Roby di Mataram, NTB, Kamis (3/10/2024).

ADVERTISEMENT

Roby mengatakan penentuan sampel dalam survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling. Survei Nusra Institute menyasar 1.000 responden yang memiliki hak suara dalam Pilgub NTB 2024. Survei dilakukan pada 9-13 September 2024.

"Margin error 3,16% dengan metode multistiage random sampling yang ditarik secara proporsional berdasarkan jumlah wajib pilih di 10 kabupaten/kota, 49 dapil kabupaten, 100 desa, dan 200 TPS se-NTB. Masing-masing TPS ditarik lima responden. Ada satu dapil kabupaten yang tidak terkena sampel di Kota Bima," jelas Roby.

Nustra Institute juga melakukan survei terhadap elektabilitas calon gubernur (cagub) secara individu. Hasilnya, elektabilitas Iqbal menempati posisi teratas dengan 30,4%, disusul Rohmi (28,5%), Zul (14,7%), ragu-ragu atau undecided voters (25,8%), dan golput (0,6%).

Selanjutnya, survei elektabilitas calon wakil gubernur (cawagub) ditempati Indah Dhamayanti Putri atau Dinda dengan 26,9%. Disusul Suhaili alias Uhel dengan 24,2%, Musyafirin alias Firin 12,0%, ragu-ragu 35%, dan golput 1,9%.

Roby menerangkan pasangan Iqbal-Dinda dan Rohmi-Firin bersaing cukup ketat. Meski begitu, ia menyebut selisih antarkedua pasangan calon tersebut sebesar 1,7% atau masih di bawah margin of error.

"Masih ada sisa waktu untuk saling mengejar antara keduanya. Tergantung dinamika, karena data temuan survei yang kami lakukan berlaku saat waktu penarikan data dan masih ada faktor lain yang akan menentukan," bebernya.

Menurut Roby, hasil survei tersebut juga menunjukkan tingkat kepuasan warga NTB terhadap kinerja petahana cenderung melemah atau di bawah 50%. Walhasil, dia berujar, peluang paslon di luar petahana menjadi pemenang relatif terbuka.

"Lalu Muhamad Iqbal dengan elektabilitas yang signifikan, memiliki potensi pertumbuhan suara yang bagus dibandingkan dengan Siti Rohmi dan Zulkiflimansyah yang popularitasnya di atas 70%," imbuhnya.

Temuan lain yang dianggap menarik dari survei Nusra Institute tersebut adalah terkait adu tagline atau jargon ketiga paslon. Adapun, tagline Bangkit Bersama, NTB Makmur Mendunia milik duet Iqbal-Dinda dengan persentase 41%, disusul NTB Maju Berdaya Saing punya Rohmi-Firin (29,9%), dan jargon Bersatu Menuju NTB Gemilang milik Zul-Uhel (22,2%).

"Tampaknya publik lebih tertarik dengan tagline yang terkait dengan isu-isu domestik (kemakmuran) dibandingkan dengan isu yang di luar domestik (kejayaan)," ujar Roby.

Roby mengeklaim survei tersebut dilakukan secara objektif untuk memotret situasi terkini menjelang Pilgub NTB 2024. Menurutnya, survei tersebut dibiayai oleh salah seorang pengusaha yang enggan dia sebutkan namanya.

"Pengusaha ini meminta kami melakukan survei untuk mengetahui peta politik di NTB. Dia tertarik pada dinamika politik Pilgub NTB untuk kepentingan tertentu," pungkasnya.




(iws/gsp)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara
Hide Ads