Putu Agus Suradnyana (PAS) menilai orang yang mengibaratkan jabatan wakil gubernur (wagub) sebagai kernet adalah orang yang tidak punya akhlak. Calon Wagub Bali nomor urut 1 itu menilai istilah sopir dan kernet dalam pemilihan gubernur (pilgub) telah mendiskreditkan gubernur dan wagub.
"Kalau sekarang orang tersebut mendiskreditkan posisi keduanya dan ingin menonjolkan diri sendiri, berarti itu orang yang tidak punya akhlak, tidak punya keinginan bersama, tidak mampu membangun komunikasi bersama," ujar PAS saat kampanye di Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Rabu (2/10/2024).
PAS mengatakan tidak ada istilah sopir dan kernet dalam pilgub. Menurutnya, undang-undang telah mengatur pejabat kepala daerah di tingkat provinsi adalah gubernur dan wagub sehingga tidak ada istilah sopir atau kernet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal undang-undang sudah membuat pejabatnya adalah gubernur dan wakil gubernur dibuat itu untuk kebersamaan bekerja bersama membanun Provinsi Bali yang luas ini," terang mantan Bupati Buleleng dua periode itu.
Sebelumnya, istilah sopir dan kernet diungkapkan calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster. Koster dan pasangannya, Nyoman Giri Prasta, menargetkan bisa menang mutlak di Buleleng dengan perolehan suara minimal 70 persen. Dia pun meminta warga Buleleng memilih sopir dan bukan kernet.
"Sudah ada sopir, ngapain cari kernet? Kan gubernur, apalagi gubernurnya dengan wakil gubernurnya komitmennya jelas, hasil yang dicapai jelas," kata Koster saat kampanye di Pantai Krobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Selasa (1/10/2024).
Koster awalnya menyinggung perolehan suaranya di Buleleng saat Pilgub Bali 2018 yang mencapai 69 persen. Menurutnya, raihan suaranya pada Pilgub Bali 2024 di Gumi Panji Sakti -julukan Buleleng- akan meningkat berkat sejumlah pencapaiannya pada periode pertama menjadi gubernur Bali.
"Karena sudah ada bukti yang sudah bisa dilihat masyarakat di Buleleng, harus minimum 70 persen dan Kecamatan Sawan harus mencapai 80 persen," kata Koster.
Politikus PDIP itu meminta warga Buleleng untuk memilih calon gubernur dari Buleleng. Koster mengeklaim dirinya dan Giri Prasta sudah berpengalaman memimpin daerah.
"Di Buleleng saya minta harus menang mutlak, jangan sampai kalah. Di Badung saja, Pak Giri menjamin 80 persen, wakil loh ini, gubernurnya dari Buleleng masa kalah? Malu," imbuhnya.
Seperti diketahui, dua putra Buleleng bakal berebut suara dalam Pilgub Bali 2024. Duet Koster-Giri bakal bertarung melawan paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS). Adapun, Agus Suradnyana merupakan mantan kader PDIP yang juga berasal dari Buleleng.
(hsa/hsa)