Wakil Ketua Tim Pemenangan Koster-Giri, I Kadek Arimbawa alias Lolak, menanggapi pernyataan Gede Pasek Suardika terkait defisit APBD Pemprov Bali di era kepemimpinan Wayan Koster. Lolak mengatakan, defisit itu karena adanya kebutuhan awal untuk program jangka panjang seperti Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Klungkung.
"Nah masalah defisit anggaran sepanjang pemerintah masih bertahan untuk bisa menyelesaikan defisit itu nggak ada masalah. Sekarang lah Koster untuk melanjutkan program itu," ujar Lolak kepada detikBali, Sabtu (21/9/2024).
Sebab, kata Lolak, investor akan menanam investasinya di PKB apabila infrastruktur dasarnya mumpuni. Oleh sebab itu, pendanaan untuk infrastruktur PKB dibangun terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPD Hanura Bali itu juga menanggapi Pasek yang menilai APBD tidak produktif dan menimbulkan utang. Dia menegaskan anggaran pemerintahan bukan semata-mata langsung kelihatan keuntungannya, tetapi dilihat dalam jangka panjang.
"Tetapi ini kan program jangka panjang yang tidak dilihat keuntungannya sekarang. Investor yang akan turun ini tidak mau dia berinvestasi kalau tidak ada namanya infrastruktur dasar, seperti jalannya lahar dekat sungai. Jadi itu lah penyebabnya Pemprov Bali berani menanamkan dana APBD untuk persiapan dari infrastruktur dasar dulu," beber Lolak.
Lolak juga turut mengomentari sikap Pasek yang telah menyatakan dukungannya kepada pasangan calon Mulia-PAS. Sebab, menurut dia seorang politikus yang baik harus menyatakan dukungannya, tidak boleh abu-abu.
"Itu bagus, seorang politikus menyatakan sikap dukungan baik A dan B itu bagus jangan abu-abu," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Agung Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika (GPS) mendukung pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) di Pilgub Bali 2024. Dia menyebut akan totalitas membantu pemenangan Mulia-PAS.
"Memang dari awal (PKN) sudah sebagai pengusung. Totalitas," ungkapnya seusai menghadiri konsolidasi DPD Partai Gerindra Bali di Denpasar, Jumat (20/9/2024).
Disinggung soal alasannya mendukung Mulia-PAS, Pasek Suardika menyoroti sejumlah hal. Salah satunya, soal defisit anggaran Pemerintah Provinsi Bali. Ia menilai, defisit anggaran itu menunjukkan kegagalan kepemimpinan sebelumnya. Bahkan, defisit anggaran yang nyaris menyentuh Rp 1 triliun itu sangat tinggi.
"Pertama kan kegagalan kepemimpinan yang sebelumnya. Mau nggak mau kami harus hadir memberikan opsi pilihan. Kalau yang kemarin kan jelas. Pertama, dari kesehatan anggaran, kan bermasalah," ujarnya.
Menurutnya, defisit anggaran sah-sah saja terjadi. Namun dengan catatan, defisit tersebut menjadi hal yang produktif.
(dpw/gsp)