"Memang dari awal (PKN) sudah sebagai pengusung. Totalitas," ungkapnya seusai menghadiri konsolidasi DPD Partai Gerindra Bali di Denpasar, Jumat (20/9/2024).
Disinggung soal alasannya mendukung Mulia-PAS, Pasek Suardika menyoroti sejumlah hal. Salah satunya, soal defisit anggaran Pemerintah Provinsi Bali. Ia menilai, defisit anggaran itu menunjukkan kegagalan kepemimpinan sebelumnya. Bahkan, defisit anggaran yang nyaris menyentuh Rp 1 triliun itu sangat tinggi.
"Pertama kan kegagalan kepemimpinan yang sebelumnya. Mau nggak mau kami harus hadir memberikan opsi pilihan. Kalau yang kemarin kan jelas. Pertama, dari kesehatan anggaran, kan bermasalah," ujarnya.
Menurutnya, defisit anggaran sah-sah saja terjadi. Namun dengan catatan, defisit tersebut menjadi hal yang produktif.
Sementara defisit anggaran yang saat ini terjadi, justru menghasilkan utang dan tak produktif. Pun dana defisit itu disebut tak langsung menggerakkan sektor ekonomi di Bali.
"Defisit boleh, tapi yang produktif. Kalau ini defisit yang kemudian menjadi utang. Dimana tiap tahun harus dipotong hampir Rp 200 miliar uang APBD kita hanya untuk bayar utang. Sementara ketika kita berutang, uang itu tidak menggerakan sektor ekonomi secara langsung," bebernya.
Sebelumnya Suardika yang juga menjabat sebagai Ketua Jagabaya Dulang Mangap menyiratkan dukungan kepada I Nyoman Giri Prasta untuk menjadi calon gubernur Bali. Hal ini disampaikannya saat HUT ke-7 Jagabaya Dulang Mangap, Minggu (14/4/2024).
Saat itu, dia menegaskan akan mendukung Giri Prasta sebagai calon gubernur, bukan sebagai wakil. Belakangan, dia mengalihkan dukungan kepada pasangan Mulia-PAS.
Kendati demikian, Suardika membebaskan anggota Jagabaya Dulang Mangap untuk menentukan pilihannya masing-masing. Dukungannya kepada Mulia-PAS, ditegaskannya dalam konteks kepartaian.
(dpw/dpw)