Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Badung, I Wayan Disel Astawa, mengungkapkan ada pemimpin yang kurang serius dalam memimpin dan mengelola perjalanan pemerintahan Bali. Hal tersebut ia sampaikan saat menyentil Bupati Badung dua periode I Nyoman Giri Prasta terkait defisit Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Badung.
Menurut Disel, seharusnya tidak ada istilah defisit di APBD Bali maupun Badung. "Tinggal tata kelola kita mengelola, salahnya siapa? Jadi kurang benar dari seorang pemimpin, kurang serius daripada pemimpin dalam rangka me-manage perjalanan daripada pemerintahan itu sendiri," ujar Disel di kediamannya, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (16/9/2024).
Kemudian, Disel menilai banyak urusan non wajib yang kerap direalisasikan Giri Prasta dibandingkan urusan wajib, seperti permasalahan air bersih di Kuta Selatan dan persoalan sampah. "Dan ini sekarang kelihatannya yang non wajib lebih diutamakan daripada yang wajib," imbuh Disel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disel mendorong semua pihak agar masyarakat ingin melakukan pembenahan dan perubahan dengan cara memilih pasangan I Made Muliawan Arya alias De Gadjah-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) sebagai cagub-cawagub Bali dan Wayan Suyasa-Putu Alit Yandinata (Suyadinata) sebagai cabup-cawabup Badung.
Sebelumnya, Disel juga menyoroti kinerja Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta terkait masalah air bersih di Kecamatan Kuta Selatan yang belum terselesaikan meski sudah 10 tahun memimpin.
Disel mempertanyakan penggunaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung yang mencapai Rp 7 hingga 9 triliun, mengingat masalah air bersih dan kemiskinan masih terjadi di wilayah tersebut.
"Di Kuta Selatan kita kekurangan air, lalu pihak sebelah mengatakan baru sekarang siap menyelesaikan masalah air. Tetapi 10 tahun memimpin, ke mana saja?" ujar Disel di kediamannya saat menyambut deklarasi tim pemenangan Mulia-PAS dan Suyadinata di Badung, Senin (16/9/2024).
(iws/iws)