I Made Muliawan Arya alias De Gadjah menjanjikan sejumlah proyek fantastis ke masyarakat Buleleng jika terpilih sebagai Gubernur Bali. Janjinya adalah membangun light rail transit (LRT), jalan tol hingga stadion internasional di Buleleng.
De Gadjah mengungkapkan LRT dan jalan tol untuk menunjang transportasi dari Bali selatan menuju Buleleng. Menurutnya, program itu juga dapat menunjang keberadaan Bandara Bali Utara nantinya.
"Sekarang yang sudah dibangun MRT sampai ke Ubud dan itu wajib sampai ke Buleleng hingga keliling Bali. Kalau lima tahun itu proses, kalau 10 tahun itu jadi. Kalau terwujud itulah proses dan berjalan daripada tidak terwujud," kata De Gadjah seusai peresmian posko pemenangan di Buleleng, Jumat (6/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya di bidang transportasi, De Gadjah juga berencana menghadirkan proyek di bidang olahraga di Buleleng, yakni dengan membangun stadion sepakbola berstandar internasional. Menurut De Gadjah, hal itu dilakukan guna memfasilitasi talenta sepakbola di Gumi Panji Sakti.
"Talenta sepakbolanya luar biasa, masak stadionnya seperti itu," ungkap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Bali itu.
De Gadjah mengungkapkan pasangan I Nyoman Sugawa Korry-Gede Suardana akan menyiapkan lahannya jika terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Buleleng. Sementara De Gadjah bersama wakilnya, Putu Agus Suradnyana (PAS), yang membangun stadionnya dengan standar nasional atau internasional.
"(Stadion) ini nanti bisa dimanfaatkan oleh anak-anak muda, misalnya seperti konser mungkin," katanya.
De Gadjah yakin janji-janjinya tersebut bisa terwujud meskipun pendapatan asli daerah (PAD) Buleleng kecil. "Dari segi PAD memang kecil. Kalau bicara itu harus selaras dengan provinsi, di situ kami bisa membangunnya. Kami tidak bisa koar-koar, membangun ini itu sedangkan PAD tidak mencukupi, tetapi saya yakin dengan linearisasi saya yakin bisa," kata De Gadjah.
Tak hanya itu, De Gadjah juga berjanji akan meneruskan program Sekolah Menengah Atas (SMA) Bali Mandara untuk siswa miskin di Bali. De Gadjah mengeklaim akan membuat sekolah serupa di kabupaten lainnya di Pulau Dewata.
"(SMA) Bali Mandara itu mahakarya. Kalau bisa ditambah di Karangasem dan Jembrana. Urgensinya itu untuk mencerdaskan anak-anak kita. Adik-adik kita itu perlu," jelasnya.
Sementara Sugawa Korry mengungkapkan akan membuat grand design Buleleng sebagai kota pendidikan. Sebab, meskipun dikenal sebagai kota pendidikan, instrumen yang di Buleleng masih minim.
"Jadi harus dibentuk tim untuk menyusun grand design untuk pendidikan yang layak. Nanti tim ahli yang merumuskan, minimal dari sarananya seperti perpustakaan, tempat kegiatan belajar. Nanti itu disusun dalam grand design," kata Sugawa.
(iws/iws)