Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang akan menganggarkan Rp 300 juta untuk memperbaiki situs sejarah Raja Taebenu di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Hal ini disampaikan Wali Kota Kupang, Christian Widodo, saat meresmikan peluncuran buku budaya dan sejarah Raja-Raja Tanof di Kerajaan Taebenu oleh UPTD SDN Palsatu, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kompleks Makam Kuno Raja Taebenu, Jalan Trikora, Manutapen, Kota Kupang, Christian menyampaikan tahun depan situs ini diresmikan menjadi situs budaya di Kota Kupang.
"Jadi saya akan anggarkan coba dengan Rp 300 juta untuk memperbaiki seluruh bagian situs ini. Kalau bisa Rp 100 juta dari jumlah itu, dialokasikan khusus untuk percetakan bukunya," kata Christian.
Ia menjelaskan, situs sejarah ini dapat menjadi salah satu spot wisata di Kota Kupang. "Nilai sejarah dan budaya yang berpotensi menarik wisatawan, lokasi situs makam Raja Taebenu juga menghadirkan pemandangan dari atas perbukitan yang indah. Di kawasan terbuka makam dapat dilihat pemandangan pantai, laut, dan gugusan pulau yang cantik serta rumah-rumah penduduk yang menawan," terang politikus PSI ini.
Christian ingin menata kawasan situs itu agar menjadi menarik sebagai spot wisata di Kota Kupang, yang kemudian dapat menjadi nilai budaya di Kota Kupang.
"Di sini ada spot foto yang bagus sekali. Apabila nanti jadi objek wisata dapat menghasilkan PAD juga buat Kota Kupang. Itu akan menjadi kontribusi berharga dari Keluarga Raja-Raja Tanof untuk pembangunan Kota Kupang," jelasnya.
Christian mengungkapkan sejarah Raja-Raja Tanof memberikan pelajaran tentang arti kepemimpinan, semangat juang, kesetiaan, dan loyalitas. Nilai-nilai budaya dan perjuangan yang patut kita lestarikan.
"Budaya bukan hanya warisan leluhur tapi sekaligus pinjaman dari anak cucu kita. Kita harus punya pandangan dari dua sisi, untuk mempertanggungjawabkan budaya autentik kita," urai dia.
Baginya, membangun kota bukan sekadar membuat gedung tinggi dan teknologi komputerisasi yang megah. Namun dapat dilakukan dengan merawat nilai sejarah, melestarikan akar budaya original, menjaga keasrian lingkungan, hingga pendidikan yang inklusif dan memadai.
"Itulah esensi dari membangun sebuah kota. Dan keluarga Tanof sudah membantu kita membangun Kota Kupang," pungkas Christian.
(hsa/hsa)











































