PMI Asal Lombok Tewas Kecelakaan di Malaysia, Keluarga Curiga Organ Dicuri

PMI Asal Lombok Tewas Kecelakaan di Malaysia, Keluarga Curiga Organ Dicuri

Sanusi Ardi W - detikBali
Rabu, 19 Nov 2025 14:12 WIB
Jenazah Muhammad PMI yang meninggal dunia di Malaysia dengan bekas luka jahitan di beberapa bagian tubuh, Rabu (19/11/2025).
Foto: Jenazah Muhammad PMI yang meninggal dunia di Malaysia dengan bekas luka jahitan di beberapa bagian tubuh, Rabu (19/11/2025). (Dok. Kades Masbagik Utara Baru)
Lombok Timur -

Muhammad (48), pekerja migran Indonesia (PMI), asal Masbagik Utara Baru, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggal dunia di Malaysia. Pihak keluarga mencurigai adanya beberapa organ yang hilang dicuri setelah melihat bekas luka jahitan di bagian dada dan mata korban.

Muliadi, kakak kandung Muhammad, mengungkapkan awalnya dia mendapat informasi dari rekan kerja Muhammad, bahwa adiknya itu meninggal dunia setelah kecelakaan lalu lintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Informasi yang saya dapatkan dari teman adik saya yang juga bekerja di sana (Malaysia), adik saya ini meninggal karena kecelakaan lalu lintas," terang Muliadi, ditemui detikBali, Rabu (19/11/2025).

Muliadi mendapat kiriman foto jenazah Muhammad ketika dimandikan sebelum dikafani. Dalam foto tersebut, dia berujar, terdapat luka jahitan yang melingkar di bagian leher, serta jahitan vertikal di bagian perut. Tak hanya itu, di bagian mata juga terdapat bekas jahitan.

ADVERTISEMENT

"Kami curiganya setelah melihat luka jahitan di bagian perut dan kedua mata adik saya juga juga sudah dijahit. Itu yang membuat kami curiga sebagai keluarga," ucap Muliadi.

Menurutnya, bekas luka jahitan tersebut tidak mungkin karena autopsi ataupun pemeriksaan oleh aparat kepolisian setempat. Sebab, Muliadi melanjutkan, adiknya meninggal kecelakaan, bukan karena kekerasan.

"Kalau meninggalnya karena dibunuh mungkin wajarlah itu bekas autopsi atau pemeriksaan, tapi kalau ini kan kecelakaan lalu untuk apa diautopsi?" imbuh Muliadi.

Keluarga Muhammad hingga saat ini belum menerima kejelasan dari pemerintah dari adanya bekas luka jahitan yang cukup panjang tersebut.

"Meskipun adik saya ini perginya melalui jalur tidak resmi atau ilegal, tapi kami dari keluarga ingin mengetahui penyebab adanya jahitan di bagian tubuh adik saya ini. Kalau berbicara ikhlas, kami dari keluarga sudah mengikhlaskan, karena siapapun pasti akan meninggal dunia," ujar Muliadi.

Sementara itu, Khairul Ihsan, Kepala Desa Masbagik Utara Baru, telah melakukan koordinasi ke Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Mataram terkait kasus tersebut. Namun sampai sekarang belum ada tanggapan.

"Kami sudah laporkan dengan pihak terkait, bahkan sudah saya kirimkan foto ke Disnaker dan BP2MI tapi belum ada tanggapan," ucap Khairul.

Khairul berjanji akan mengawal permasalahan ini hingga ada kejelasan dan titik terang, supaya tidak menjadi isu liar serta kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Kami dari pemerintah desa, akan mengawal ini, karena ini berkaitan dengan kejahatan kemanusiaan kalau memang benar organ tubuh warga kami dijual. Ini menyangkut harkat martabat bangsa," tegas Khairul.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads