AHY Tinjau Proyek 5 Breakwater Cegah Abrasi Kuta Senilai Rp 260 Miliar

AHY Tinjau Proyek 5 Breakwater Cegah Abrasi Kuta Senilai Rp 260 Miliar

Rizki Setyo Samudero, hsa - detikBali
Senin, 13 Okt 2025 10:47 WIB
Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono saat meninjau proyek breakwater di Pantai Kuta, Badung, Senin (13/10/2025).
Foto: Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono saat meninjau proyek breakwater di Pantai Kuta, Badung, Senin (13/10/2025). (Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Badung -

Lima breakwater atau pemecah ombak mulai digarap di sepanjang pesisir Pantai Kuta. Hal itu untuk mencegah abrasi yang terjadi di Pantai Kuta. Rencananya breakwater akan dipasang juga di Pantai Legian hingga Pantai Seminyak.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan sepanjang 5,3 kilometer garis pantai sudah mengalami abrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mundurnya terjadi abrasi itu bisa dikatakan hingga 15-20 meter. Kita ingin lakukan yang namanya sand nourishment, dikembalikan pada kondisi awalnya," kata AHY saat meninjau proyek breakwater itu di Pantai Kuta, Badung, Senin (13/10/2025).

AHY menuturkan panjang setiap breakwater akan dipasang kurang lebih 110 meter dengan ketinggian tertentu yang telah diperhitungkan untuk memecah ombak.

ADVERTISEMENT

"Anggaran yang dikeluarkan kurang lebih Rp 260 miliar. Ini merupakan bagian dari kerja sama loan dari JICA," sambungnya.

Selain itu, juga akan dilakukan revitalisasi pasir di sekitar Legian dan Seminyak. AHY menjelaskan revitalisasi pasir akan dilakukan menyesuaikan kondisi pasir di pantai tersebut.

"Dan tentunya dalam waktu yang sudah direncanakan hingga akhir tahun depan, ini mudah-mudahan bisa tuntas semuanya dengan baik," ujar Ketum Partai Demokrat itu.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menambahkan proses proyek yang dimulai pada tahun 2024 ini sudah berjalan 18 persen. Dia memastikan prosesnya akan terus bergerak sampai rampung pada 2026.

"Karena ada pasang surut, sehingga tetap harus dipastikan pekerjaannya aman termasuk buat personel di sini," pungkas AHY.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads