Kepsek di Bima Bantah ATK Minim meski Dapat Dana BOS Rp 140 Juta/Tahun

Kepsek di Bima Bantah ATK Minim meski Dapat Dana BOS Rp 140 Juta/Tahun

Sui Suadnyana, Rafiin - detikBali
Jumat, 10 Okt 2025 19:30 WIB
Guru dengan akun Facebook Dian Aghiz ungkap SDN Sori Panihi di Desa Rasabaou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, minim ATK meski mendapatkan dana BOS Rp 140 juta/tahun. (Tangkapan layar unggahan di Facebook)
Foto: Guru dengan akun Facebook Dian Aghiz ungkap SDN Sori Panihi di Desa Rasabaou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, minim ATK meski mendapatkan dana BOS Rp 140 juta/tahun. (Tangkapan layar unggahan di Facebook)
Bima -

Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Sori Panihi, Desa Rasabou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, (NTB), Nuraini, buka suara terkait guru yang mengungkap minimnya alat tulis kantor (ATK) meski mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 140 juta per tahun. Nuraini membantah hal itu.

"Ini adalah fitnah keji kesekian kalinya yang saya terima dari orang yang sama. Saya membantah dengan keras fitnah ini," ucapnya kepada detikBali, Jumat, (10/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuraini mengakui Dian Aghiz adalah guru di SDN Sori Panihi yang dititipkan oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima pada 2023. Berdasarkan surat keputusan (SK) penempatan, Dian merupakan guru definitif di SDN Doro Lede, Desa Labuan Kananga.

"Dia guru titipan sekitar dua tahun di sekolah yang saya pimpin. Kebetulan dia juga istri kedua dari Pak Kepala Desa Rasabou," ujar Nuraini.

ADVERTISEMENT

Nuraini menilai yang disampaikan Dian itu adalah sentimen pribadi. Pasalnya, jauh sebelum itu, Nuraini sering cekcok dengan Dian. Nuraini bahkan pernah dilaporkan oleh Dian ke Polres Bima terkait dugaan penyalahgunaan dana Program Indonesia Pintar (PIP) dan dana BOS.

"Pada 2021 lalu saya diadukan ke polisi karena dituduh salahgunakan dana PIP dan dana BOS. Tetapi, laporan ini tak diproses karena tak ada bukti-bukti," ungkap Nuraini.

Semenjak laporan itu tak diproses Polisi, menurut Nuraini, Dian kerap mencari kesalahannya meski tak ada masalah. Bahkan, masalah kecil di kampung dibesar-besarkan dan dibawa-bawa ke sekolah.

"Setiap hari kesalahan saya dicari-cari. Saya tak tahu apa masalahnya. Padahal saya ini atasan ibu Dian di sekolah. Saya juga sudah uzur, tiga tahun lagi purna tugas (pensiun)," jelas Nuraini.

Nuraini menegaskan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tetap berjalan seperti biasa dan dipastikan tak meliburkan para siswa. Selain itu, kebutuhan dan ketersediaan ATK di sekolah tetap terpenuhi.

"Intinya yang ditulis dalam Facebook itu tak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Bisa dicek sendiri fakta yang ada di sekolah," jelas Nuraini.

Diberitakan sebelumnya, seorang guru menuding SDN Sori Panihi minim tersedia ATK. Padahal sekolah di Desa Rasabaou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, NTB, ini mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 140 juta tiap tahun.

Minimnya ATK di tengah banyaknya dana BOS itu diketahui dari unggahan akun Facebook Dian Aghiz. Dian adalah guru SDN Sori Panihi sekaligus warga Desa Rasabou.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads