Pohon-pohon di Serasuba Kota Bima Ditebang demi Proyek Alun-Alun Rp 4 M

Pohon-pohon di Serasuba Kota Bima Ditebang demi Proyek Alun-Alun Rp 4 M

Rafiin - detikBali
Selasa, 30 Sep 2025 08:32 WIB
Pohon di lapangan Sera Suba yang ditebang demi proyek alun-alun senilai Rp 4 miliar, Senin (29/9/2025). (Dok. Rafiin/detikBali)
Foto: Pohon di lapangan Sera Suba yang ditebang demi proyek alun-alun senilai Rp 4 miliar, Senin (29/9/2025). (Dok. Rafiin/detikBali)
Bima -

Beberapa pohon di Lapangan Serasuba Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditebang. Penebangan pohon di lapangan yang berada di Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat, itu demi proyek revitalisasi dan penataan alun-alun senilai Rp 4 miliar.

Penebangan beberapa pohon itu disorot warga. Mereka menilai tidak seharusnya pohon-pohon di Lapangan Serasuba ditebang hanya karena adanya pembangunan atau pengerjaan proyek penataan Lapangan.

"Tambah panas kalau pohon-pohonnya ditebang," ucap Ansari, warga Kelurahan Paruga kepada detikBali, Senin, (29/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ansari mengungkapkan warga di sekitar Lapangan tidak mempersoalkan pengerjaan proyek. Namun pohon-pohon besar yang tumbuh cukup lama itu seharusnya tidak ditebang karena akan menambah kondisi yang gersang dan panas.

ADVERTISEMENT

"Penebangan pohon-pohon justru bertolak belakang dengan visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam mewujudkan Kota Bima BISA (bersih, indah, sehat dan asri)," ungkap dia.

Warga lain, Sudirman juga menyoroti penebangan pohon. Jika lapangan direvitalisasi untuk alun-alun, pohon-pohon yang ada tidak seharusnya ditebang. Karena di kota lain, justru alun-alun terdapat banyak pohon.

"Hanya di Kota Bima menebang pohon-pohon hanya untuk proyek alun-alun. Padahal di kota lain ada proyek alun-alun tapi tetap membiarkan pohon-pohonnya tumbuh," jelas dia.

Sudirman menuturkan penebangan pohon tersebut juga akan memberikan dampak negatif. Selain menambah panas dan gersang, ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Kota Bima justru semakin berkurang.

"Tidak harus seperti ini, karena RTH Kota Bima akan berkurang," tutur dia.

Rahmawati justru menyoroti hal lain. Dia menilai kondisi lapangan Serasuba saat ini sudah cukup bagus, tidak perlu lagi direvitalisasi apalagi menelan anggaran sampai miliaran rupiah. Ia ingin anggaran dialihkan untuk pembangunan prioritas lainnya seperti mengaspal jalan atau memperbaiki rumah warga kurang mampu.

"Jalan-jalan di Kota Bima masih banyak yang rusak. Rumah-rumah warga juga banyak yang tak layak. Harusnya anggaran penaatan Serasuba dialokasikan untuk item ini," bebernya.

Diketahui, proyek revitalisasi sendiri menelan anggaran Rp 4 miliar yang bersumber dari APBD Kota Bima 2025. Tahap pengerjaan proyek telah dimulai sejak beberapa minggu terakhir dan direncanakan selesai hingga 31 Desember 2025.

"Revitalisasi meliputi penataan taman, jogging track, lapak PKL, hingga fasilitas toilet umum akan disiapkan," ucap Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Bima, Muhammad Hasyim, dalam keterangannya.

Tahapan awal, Dinas Koperindag dan Dinas PUPR Kota Bima telah merelokasi atau memindahkan PKL di bagian Timur Serasuba atau di depan Museum ASI Mbojo. Hal itu bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar pembangunan revitalisasi.

"Demi kelancaran selama proses revitalisasi lapangan Serasuba, 94 PKL direlokasi serta 19 wahana permainan anak-anak diarahkan ke Paruga Na'e," jelasnya.

Hasyim mengajak dan berharap kepada seluruh elemen masyarakat Kota Bima, terutama pengunjung Serasuba, untuk bersabar dan mendukung pembangunan revitalisasi lapangan Serasuba hingga selesai.

"Hal ini dilakukan semata-mata untuk memberikan rasa nyaman dan mendukung gerakan Kota Bima BISA. Mewujudkan kualitas lingkungan perkotaan yang lebih nyaman dan asri," tandasnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads