Laut Labuan Bajo kembali menjadi sorotan dunia. Selain dikenal dengan panorama bawah laut dan gugusan pulaunya yang menawan, tahun ini Labuan Bajo juga menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi, yakni Limbang Tacik Taa 2025. Event ini semakin mengukuhkan posisi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai destinasi wisata bahari sekaligus sport tourism kelas internasional.
Apa itu Limbang Tacik Taa?
Limbang Tacik Taa merupakan festival renang perairan terbuka atau open water swimming yang pertama kali digelar pada 2024 dan kembali hadir di tahun 2025. Kegiatan ini digagas oleh Ta'aktana, A Luxury Collection Resort & Spa, dengan tujuan menghadirkan pengalaman olahraga air yang menantang sekaligus menikmati keindahan laut Labuan Bajo. Ajang ini menarik minat banyak atlet, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa di Laut Labuan Bajo?
Labuan Bajo dipilih karena lautnya dikenal tenang, jernih, dan memiliki panorama spektakuler. Perairan ini bukan hanya populer di kalangan wisatawan dan penyelam, tetapi juga sangat cocok untuk olahraga air dengan lintasan yang alami. Dengan dukungan pemerintah daerah dan komunitas lokal, Labuan Bajo disiapkan untuk menjadi pusat sport tourism yang mampu bersaing di kancah dunia.
Lokasi Penyelenggaraan
Ajang Limbang Tacik Taa 2025 digelar di kawasan Wae Rana hingga Pulau Bidadari, sebuah rute perairan yang dikenal indah sekaligus menantang. Peserta akan berenang di jalur yang dikelilingi pulau-pulau kecil dengan pemandangan laut biru yang jernih, membuat pengalaman kompetisi ini berbeda dari ajang lainnya.
Daya Tarik
Ada beberapa hal yang menjadikan Limbang Tacik Taa 2025 begitu istimewa. Pertama, adanya kategori baru yaitu renang jarak 10.000 meter yang menjadi magnet bagi atlet-atlet kelas dunia.
Kedua, rute yang dipilih memberikan kombinasi tantangan sekaligus keindahan alam yang memanjakan mata. Ketiga, event ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga wadah untuk mempertemukan komunitas renang, pecinta olahraga air, wisatawan, hingga masyarakat lokal.
Acara penutup biasanya dimeriahkan dengan atraksi budaya khas NTT. Seperti tarian Caci, yang menambah nuansa lokal dan memperkuat identitas budaya. Dengan dukungan alam yang luar biasa, fasilitas yang semakin lengkap, serta antusiasme masyarakat, tak heran jika laut Labuan Bajo kini menjadi magnet para atlet dunia.
(nor/nor)