Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kayu Putih Oebobo heran dengan pelajar Sekolah Dasar Inpres (SDI) Liliba diduga keracunan akibat mengonsumsi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). SPPG Kayu Putih Oebobo sebagai penyedia menu MBG untuk siswa-siswi di sekolah tersebut.
Kepala SPPG Kayu Putih Oebobo, Ryan Rizky, heran lantaran sekolah lain tidak mengalami kejadian serupa. Padahal, SPPG Kayu Putih Oebobo juga menyalurkan menu MBG untuk dua sekolah lain. Total ada sebanyak 2.477 penerima menu MBG per hari SPPG Kayu Putih Oebobo.
"Hal ini yang ketika terjadi (dugaan keracunan), kami bingung juga, yang dua sekolah itu aman. Terus di sekolah ini juga yang pagi aman saja," kata Ryan, Rabu (24/9/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau soal itu (sayuran dan telur basi) saya kurang tahu. Soalnya saya juga tadi periksa di sekolah, kalau untuk laporan itu kita tidak tahu dan saat ini menunggu sampel dari pihak kepolisian dan BPOM untuk dilakukan pemeriksaan," imbuh Ryan.
Ryan menegaskan penyediaan menu MBG telah sesuai standard operating procedure (SOP) dan sudah dilakukan tes sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat.
"SOP kami jelas. Sebelum dibawa ke sekolah wajib dicoba dahulu. Pokoknya ada standar sebelum didistribusikan ke sekolah dan sebelum dibawa ke sekolah itu semua MBG aman. Cuman kejadian ini kami belum bisa berkomentar banyak karena belum ada hasil lab," tutur Ryan.
Proses penyediaan menu MBG, ungkap Ryan, disesuai waktu dari penerima manfaat, baik pagi maupun siang. Menu MBG yang disalurkan pagi dimasak dari malam. Sementara menu MBG yang disalurkan siang mulai dimasak pagi.
"Jadi tidak semua dimasak dari malam, kami menyesuaikan. Untuk kelas siang di SDI Liliba itu masaknya dari jam 07.00-10.00 Wita sebelum didistribusikan ke sekolah," terang Ryan.
Ryan menuturkan akan dilakukan rapat evaluasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Kupang bersama SDI Liliba serta SPPG Kayu Putih Oebobo pada Kamis (25/9/2025). SPPG Kayu Putih Oebobo, tegasnya, akan bertanggung jawab bila ada kesalahan dalam proses penyediaan menu MBG bagi penerima manfaat.
"Kami juga dari pihak SPPG BGN ini bertanggung jawab penuh juga dan minta maaf juga kalau memang ada beberapa kesalahan atau bagaimana, kami belum tahu. Tetapi, kami siap bertanggung jawab jika memang masalah itu dari kami," tegas Ryan.
"Kalau pun besok akan disetop besok tidak apa-apa. Maksudnya, kami urus ini selesai dahulu. Ke depannya seperti apa, kami akan ikuti dari pihak sekolah maunya seperti apa," lanjut Ryan.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa-siswi kelas III, IV dan V SDI Liliba, Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, diduga keracunan usai mengonsumsi menu MBG. Para siswa-siswi masih menjalani perawatan di RS Leona Kupang.
(hsa/hsa)