Tawuran pemuda di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), pecah seusai ada undangan perang terbuka. Tawuran itu melibatkan pemuda dari Kelurahan Welai Barat dan Wetabua, Kecamatan Teluk Mutiara, Alor, pada Rabu (17/9/2025). Sebanyak tujuh orang luka-luka akibat tawuran itu.
"Sebanyak tujuh orang mengalami luka-luka, termasuk seorang personel Brimob terkena panah, tetapi semua korban sudah mendapatkan penanganan medis," ujar Kapolres Alor, AKBP Nur Azhari, kepada detikBali, Kamis (18/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Azhari menjelaskan suasana sempat memanas dalam tawuran itu. Sebab, massa dari Kelurahan Welai Barat menuntut kejelasan terkait laporan pengeroyokan yang melibatkan pemuda setempat.
Meski demikian, aparat gabungan dari Polres Alor, Kodim 1622 Alor, dan Brimob sigap melakukan penyekatan dan negosiasi di berbagai titik dengan melibatkan Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma, Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, dan Ketua DPRD Alor Paulus Brikmar.
"Upaya negosiasi ini membuahkan hasil positif. Setelah perwakilan massa diizinkan melihat langsung para pelaku pengeroyok korban di Polres Alor," jelas Azhari.
Azhari mengklaim kehadiran para pemimpin daerah dan aparat keamanan di lapangan memberikan rasa aman dan menumbuhkan kepercayaan publik bahwa setiap masalah akan diselesaikan secara hukum. "Sehingga massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib," pungkas Azhari.
Diberitakan sebelumnya, sepucuk surat undangan perang terbuka antarpemuda di Alor, NTT viral di media sosial. Polisi langsung turun tangan meredam situasi.
Surat itu dibuat pemuda Kelurahan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, Alor, pada Minggu (14/9/2025). Mereka menyurati pemuda Kelurahan Wetabua untuk melakukan perang terbuka.
"Dengan hormat sehubungan dengan aksi pemukulan yang terjadi oleh sekelompok pemuda Wetabua kepada saudara, teman, adik kami Dimas Marokang, pada hari Sabtu malam 13 September 2025, maka dengan ini kami pemuda-pemudi Welai Barat dengan rendah hati datang mengundang kepada teman-teman pemuda Wetabua, Kelurahan Wetabua, Kecamatan Teluk Mutiara untuk kita lakukan perang terbuka yang berlokasi di lapangan Mini Kalabahi dengan mengunakan alat perang masing-masing pada Rabu (17/9/2025) pukul 10.00-11.00 Wita.," demikian narasi dalam surat tersebut, dilihat detikBali, Selasa (16/9/2025).
Isi surat juga meminta polisi menjadi wasit sekaligus saksi perang terbuka itu.
"Jika teman-teman pemuda Wetabua setuju, maka segera konfirmasi kepada kami. Kami akan menunggu dengan jiwa kasatria, lampiran BH itu menandakan bahwa kami adalah laki-laki, bukan wanita," bunyi lanjutan surat.
(hsa/hsa)