Warga Geruduk Puskesmas gegara Pasien Meninggal Akibat Tak Ditangani

Lombok Timur

Warga Geruduk Puskesmas gegara Pasien Meninggal Akibat Tak Ditangani

Sanusi Ardy W - detikBali
Selasa, 09 Sep 2025 22:46 WIB
Tangkapan layar video ketika masyarakat mendatangi Puskesmas Montong Betok, Lombok Timur, NTB, Senin (8/9/2025). (Tangkapan layar video Facebook Raden Kemuning)
Foto: Tangkapan layar video ketika masyarakat mendatangi Puskesmas Montong Betok, Lombok Timur, NTB, Senin (8/9/2025). (Tangkapan layar video Facebook Raden Kemuning)
Lombok Timur -

Warga menggeruduk Puskesmas Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Nusa Tenggara Barat (NTB). Aksi itu dipicu dugaan kelalaian penanganan medis yang menyebabkan seorang pasien bernama Sukmin (60) meninggal dunia.

Sukmin, warga Desa Montong Betok, telah lama mengidap penyakit jantung dan stroke. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas Montong Betok karena kondisinya terus menurun pada Senin (8/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sesampainya di puskesmas, Sukmin tidak langsung mendapatkan perawatan karena alasan tidak ada dokter dan ruangan rawat inap pasien sudah penuh.

"Padahal almarhum dalam kondisi sakit berat. Setidaknya bisa diberi oksigen dulu atau penanganan awal, tapi justru kami malah diajak berdebat dan perawatnya bilang tidak ada dokter di sana, pasien sedang full," pungkas salah seorang keluarga Sukmin, Baiq Ayuni, Selasa (9/9/2025) sore.

ADVERTISEMENT

Mendengar jawaban tersebut, Ayuni bersama keluarga lainya kemudian meminta diantar dan dirujuk ke rumah sakit lain menggunakan ambulans puskesmas. Namun lagi-lagi, pihak puskesmas menyatakan sopir ambulans juga tidak ada di tempat.

Sehingga, keluarga kemudian terpaksa menggunakan mobil pikap membawa Sukmin ke rumah sakit yang berbeda untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

"Almarhum dibawa pulang dulu karena kondisi makin panas, ditambah cuaca hari itu juga terik. Kemudian keluarga menjemputnya kembali menggunakan pikap untuk membawa pasien ke Rumah Sakit (RS) Anggoro, tanpa membawa surat rujukan dari puskesmas," kata Ayuni.

Setelah sempat diperiksa tenaga medis di RS Anggoro, Sukmin dinyatakan meninggal sekitar 30 menit kemudian.

Kepala Puskesmas Montong Betok Syaiful Idris membantah tudingan tersebut. Menurutnya hal tersebut hanya kesalahpahaman komunikasi antara keluarga dengan petugas jaga.

"Namanya juga keluarga dalam kondisi panik, jadi terjadi salah paham. Padahal kami sudah melakukan prosedur sesuai aturan," kata Syaiful.

Syaiful juga menepis tudingan bahwa petugas tidak memberikan pelayanan, akan tetapi pelayanan tetap dilakukannya. "Kebetulan saat itu ada pasien lain, seorang ibu hamil yang harus dirujuk, jadi waktunya berbarengan," tegas Syaiful.

Syaiful menegaskan saat ini dokter di puskesmas berjumlah empat orang. Saat kejadian, salah satu dokter juga tengah menangani pasien.

"Jadi yang jelas ada dokter yang menangani kemarin," kata Syaiful.

Syaiful mengeklaim semua penanganan dan pelayanan yang dilakukan sudah sesuai prosedur. Namun ia telah meminta maaf kepada pihak keluarga secara langsung dan memberikan penjelasan pada saat warga mendatangi puskesmas untuk meminta pertanggungjawaban.

"Hanya saja masyarakat biasanya tidak terlalu peduli dengan prosedur, yang penting cepat. Itu yang kadang menjadi persoalan. Namun kami sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga dan sejak tadi malam kami juga ikut hadir di rumah duka," ujar Syaiful.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads