Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram memetakan sejumlah sekolah minim siswa untuk dijadikan sebagai lokasi pembangunan sekolah rakyat. Pembangunan sekolah rakyat di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebelumnya diprediksi gagal dilaksanakan karena terkendala lahan.
"Kami sudah melakukan analisis pemetaan, mana sekolah yang kekurangan siswa (untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan sekolah rakyat)," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf, saat dikonfirmasi detikBali, Senin (2/5/2025).
Yusuf menuturkan salah satu sekolah yang dibidik sebagai lokasi pembangunan sekolah rakyat, yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 18 Mataram. Ia beralasan SMPN 18 Mataram hanya memiliki sedikit siswa dan peminat sekolah tersebut terus menurun.
"Hanya tiga kelas di sana, kelas 10, 11, dan 12. Jumlahnya sekitar 90 siswa, nggak sampai 100 orang," pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengakui pembangunan sekolah rakyat di daerah tersebut masih terkendala lahan. Ia pun berencana mencari jalan keluar agar program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu tetap terlaksana.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan sekolah rakyat mulai beroperasi pada Juli mendatang. Sekolah ini akan berkonsep asrama yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Pemerintah pusat disebut akan menggambarkan sekitar Rp 2,3 triliun pada angkatan pertama sekolah rakyat dengan sasaran 8.850 siswa. Anggaran ini akan dialokasikan di 100 titik Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai daerah.
Simak Video "Video Mensos Pastikan Sistem Gaji Guru Sekolah Rakyat Seperti ASN"
(iws/iws)