Aktivitas penyeberangan kapal feri dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), ke Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali beroperasi setelah sebelumnya dihentikan sementara akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Hal yang sama berlaku untuk pelayaran kapal feri dari Sape ke Labuan Bajo.
"Betul, sudah beroperasi," kata GM PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Sape, Reno Yulianto, Rabu (5/2/2025).
Reno mengatakan pelayanan dan operasional kapal feri Labuan Bajo-Sape pulang pergi (PP) dibuka kembali setelah kondisi cuaca di perairan yang dilintasi kapal feri dinyatakan aman. "Kondisi cuaca masih aman," ujar Reno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pelayanan dan operasional kapal feri Labuan Bajo-Sape PP dihentikan sejak 1 Februari 2025 akibat potensi gelombang tinggi dan angin kencang di perairan tersebut, sebagaimana diprakirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Ketinggian gelombang dan kecepatan angin sekitar 1-2 meter dan 9-10 knot berdasarkan data BMKG," kata Reno, Senin (3/2/2025).
Sementara itu, kapal-kapal wisata di perairan Labuan Bajo masih dilarang berlayar ke perairan Taman Nasional Komodo karena cuaca buruk. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo hanya mengizinkan pelayaran ke Pulau Rinca. Larangan tersebut diberlakukan hingga 8 Februari 2025 sesuai prakiraan BMKG.
Speedboat Rusak Diterjang Gelombang
Sementara itu, sebuah kapal cepat (speedboat) Ocean Day diterjang gelombang dan angin kencang di perairan Labuan Bajo. Speedboat tersebut terhempas di Pantai Pede.
Personel Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) bersama warga mengevakuasi speedboat itu pada Rabu (5/2/2025).
"Kami bersama masyarakat mengevakuasi satu unit speedboat di kawasan Pantai Pede Labuan Bajo," kata Kasat Polairud Polres Manggarai Barat AKP Dimas Yusuf Fadhillah Rahmanto.
Dimas menjelaskan kapal pengangkut wisatawan itu dihantam gelombang dan angin kencang saat berlabuh di perairan Labuan Bajo hingga terhempas ke tepi Pantai Pede. Kapal berukuran 27 Gross Tonnage (GT) itu berbenturan dengan tanggul batu hingga mengalami kerusakan.
"Penyebabnya karena diterjang gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang, tali mooring bagian haluan kapal putus sehingga kapal hanyut, terhempas ke pinggir pantai, dan berbenturan dengan tanggul," jelas Dimas.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa atau luka dalam insiden itu. Saat kejadian, kapal dalam keadaan kosong. "Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah," terang Dimas.
Proses evakuasi kapal cepat itu cukup sulit lantaran kondisi air laut surut dan dangkal. Speedboat kini telah kembali ke perairan Labuan Bajo dan sementara menjalani perbaikan.
(dpw/dpw)