Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyinggung watak kepemimpinan di Indonesia belakangan ini. Secara eksplisit, Hasto menyebut tugas pemimpin, dalam hal ini presiden, bukan mencari jabatan untuk anak-anaknya.
Menurut Hasto, yang seharusnya diperjuangkan seorang pemimpin adalah berpihak kepada kepentingan rakyat wong cilik, marhaen, kaum duafa. Menurutnya, hal itulah yang disentuh oleh kekuasaan politik PDIP.
"Dengan meritokrasi, bukan seorang pemimpin berjuang mencari lapangan kerja untuk anak-anaknya, apalagi dengan melanggar hukum. Tugas seorang presiden bukan itu. Setuju?" kata Hasto saat membuka Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lombok Raya Hotel, Mataram, Sabtu (26/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto juga menyinggung soal pengkhianat partai sekaligus konstitusi dan demokrasi. PDIP bertekad untuk melawan karakter-karakter pemimpin yang memiliki watak seperti itu.
Menurut Hasto, berkhianat kepada PDIP sudah biasa karena sudah banyak yang melakukannya kemudian hidupnya menderita. Namun, ketika pengkhianatan dilakukan kepada konstitusi dan demokrasi, itu tidak bisa diterima. Terlebih, hal itu dilakukan oleh kader yang pernah didukung PDIP.
"Konstitusi ada ruhnya, ada jiwanya. Dibangun dengan pertaruhan nyawa para pahlawan. Ketika itu dikhianati demi kepentingan keluarga, PDIP tidak akan pernah menyerah," tegas Hasto.
Hasto juga menyinggung perihal kepemimpinan mesti punya suri teladan dan integritas. Hasto juga banyak menyampaikan perihal rekam jejak Bung Karno.
"Di NTB ini, bersama Nahdlatul Wathan, bangunlah persaudaraan yang sejati, kami adalah partai politik yang menyerap seluruh nilai peradaban. 1912 Bung Karno belajar dari Muhammadiyah dari KH Ahmad Dahlan, 1926 berdiri NU, Bung Karno belajar dari KH Hasyim Asyari, di sini ada NW," ungkap Hasto.
"Kita akan melangkah dengan penuh keyakinan dengan ajaran Bung Karno dan Ibu Mega. Yang namanya Satyam Eva Jayate yakinlah bahwa kebenaran itu akan menang," jelas Hasto.
Pantauan detikBali, sejumlah calon kepala daerah (cakada) yang diusung PDIP di Pilkada 2024 turut hadir, yakni calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) NTB Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin, calon wali kota (cawalkot) Mataram Mohan Roliskana, dan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Lombok Utara Danny Carter Febrianto-Zaky Abdullah.
Ada pula cabup dan cawabup Lombok Tengah Ruslan Turmudzi-Lalu Normal Suzana, cawabup Lombok Timur Daeng Palori, cawabup Sumbawa Barat Hanipah Musyafirin, cabup dan cawabup Sumbawa Ahmad Rafiq-Sahril, serta sejumlah cakada lain.
(iws/iws)