Kemah Konservasi Selancar diinisiasi Konservasi Indonesia (KI) dan Yayasan Satu Visi (YSV) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Barat. Tujuannya untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan ekosistem pesisir melalui pelatihan dalam keterampilan berselancar dan pendidikan lingkungan hidup.
Baca juga: 10 Rumah Warga di Sumba Barat Ludes Terbakar |
Selain membangun kapasitas anak muda dalam selancar, Kemah Konservasi Selancar juga menyatukan para peselancar, pecinta lingkungan, dan anggota masyarakat untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi ekosistem laut Sumba Barat. Berbagai ekosistem ini berada dalam wilayah komunitas adat lokal yang selama bertahun-tahun hidup berdampingan dengan alam.
"Saya makin bersemangat mencoba belajar selancar. Selama ini hanya ikut lomba berenang saja dan belum pernah mencoba berselancar. Di acara ini saya tidak hanya bertemu banyak teman, tetapi juga bisa belajar dari para instruktur yang dengan sabar membimbing kami semua," ucap Apliana Dedu Ngara, siswi sekolah menengah pertama (SMP) dari Desa Baliloku yang menjadi salah satu peserta acara ini.
Instruktur selancar lokal asal Sumba Barat, Petrus Laja, menyampaikan antusiasmenya dapat melatih anak-anak muda. "Saya percaya bahwa alam Sumba harus kita jaga demi kehidupan kita semua. Saya merasa bangga dapat terlibat dalam kegiatan ini," ujarnya.
Petrus berharap suatu saat nanti bisa mendirikan sekolah khusus selancar bagi anak-anak di Sumba Barat agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan. "Di sisi lain, ada banyak terumbu karang, hewan-hewan laut seperti ikan, penyu, bahkan dugong dan lainnya yang harus kita jaga," tuturnya.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sumba Barat, Flouri Rita Wuisan, mengatakan wisata selancar saat ini memang sedang berkembang pesat di Sumba, khususnya di Sumba Barat. "Ini adalah ruang yang bisa kita pakai untuk mengembangkan wisata selancar sehingga menunjang perekonomian masyarakat," terang Flouri.
Flouri menegaskan akan terus mendukung program Konservasi Selancar di Sumba Barat. Menurutnya, strategi pemerintah Sumba Barat dalam membangun daerah akan selalu melibatkan stakeholder, seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat, dan akademisi untuk pembangunan wilayah pesisir. "Dari pemerintah di tingkat desa hingga pemerintah kabupaten, semua siap mendukung dan berkolaborasi dalam program ini," tambahnya.
Vice President Program Konservasi Indonesia, Fitri Hasibuan, mengungkapkan kemah konservasi selancar menjadi satu pendekatan yang dilakukan untuk membangun generasi peselancar berikutnya yang memiliki kesadaran lingkungan dan budaya lokal dengan berbasis pada keadilan gender dan kesetaraan sosial.
"Kami yakin kegiatan ini adalah langkah yang baik untuk meningkatkan kepekaan anak-anak muda terhadap upaya perlindungan ombak kelas dunia dan ekosistem laut yang sangat penting untuk masa depan," ungkap Fitri.
Acara Kemah Konservasi Selancar 2024, jelasnya, merupakan bagian dari program Konservasi Selancar yang diinisiasi oleh Konservasi Indonesia dan para mitra. Program itu untuk meningkatkan kerja-kerja konservasi melalui dukungan kepada komunitas selancar untuk turut menjaga lingkungan.
Di Indonesia, program Konservasi Selancar tidak hanya dilaksanakan di Sumba Barat, tetapi juga di wilayah lainnya, yaitu Nias, Sumatera Utara. Selain pemberian keterampilan teknis berselancar, anak-anak juga mendapatkan donasi papan selancar dari para donatur.
(iws/gsp)