Pencarian Dua Nelayan Tenggelam di Labuan Bajo Terkendala Lumpur Tebal

Manggarai Barat

Pencarian Dua Nelayan Tenggelam di Labuan Bajo Terkendala Lumpur Tebal

I Wayan Sui Suadnyana, Ambrosius Ardin - detikBali
Senin, 16 Sep 2024 15:48 WIB
Tim SAR gabungan bersama nelayan mencari dua korban hilang akibat KM Doa Ibu tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu  (15/9/2024) sore. (Istimewa)
Foto: Tim SAR gabungan bersama nelayan mencari dua korban hilang akibat KM Doa Ibu tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (15/9/2024) sore. (Istimewa)
Manggarai Barat -

Dua nelayan hilang akibat Kapal Motor (KM) Doa Ibu tenggelam diterjang gelombang di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (15/9/2024), belum ditemukan. Pencarian pada hari kedua oleh tim search and rescue (SAR) gabungan terkendala lumpur tebal di dasar laut.

"Kendala pada saat menyelam itu jarak pandang dengan lumpur tebal di dasar laut," kata personel Pos SAR Labuan Bajo, Arif Rahmadan, Senin (16/9/2024).

Arif mengatakan dasar laut menjadi sedikit terlihat gelap sehingga menghalangi jarak pandang. Jarak pandang makin buruk saat lumpur terangkat seusai terkena kaki penyelam. "Gelap, jarak pandang kurang lebih setengah meter," ujar Arif.

Ia mengatakan pencarian dua nelayan itu ke dasar laut melibatkan tiga penyelam, masing-masing masing dari Basarnas, Polairud Polres Manggarai Barat, dan TNI Angkatan Laut. Penyelaman dilakukan di sekitar lokasi penemuan bangkai kapal tenggelam tersebut.

"Penyelaman radius 10 meter dari penemuan bangkai kapal di dasar laut. Penyelaman hingga kedalaman 26 meter," jelas Arif.

Kendala lain pencarian dua nelayan itu adalah tidak diketahui dengan pasti lokasi mereka hilang. Sementara medan pencarian sangat luas. Penyelaman sementara difokuskan di dekat penemuan bangkai kapal tenggelam tersebut.

Selain dengan menyelam, pencarian korban oleh tim SAR gabungan juga dilakukan dengan menyisir perairan Labuan Bajo hingga radius ratusan meter dari lokasi penemuan bangkai kapal tenggelam. Penyisiran melibatkan kapal-kapal milik Pos SAR Manggarai Barat, KSOP, dan Polairud.

Sebelumnya, dua nelayan yang hilang dalam insiden kapal tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, diketahui berasal dari Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hingga kini mereka belum ditemukan.

Kedua nelayan itu sempat tinggal di rumah keluarga mereka di Kampung Air Labuan Bajo sebelum berlayar mencari ikan dan berujung tenggelam.

Ramli adalah juragan kapal tersebut, sementara Udin sebagai anak buah kapal (ABK). Mereka belum ditemukan pada hari pertama pencarian oleh Tim SAR gabungan.

"Nelayan tersebut dari laporan bahwa berasal dari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan," ungkap Kepala Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan, Minggu (15/9/2024).

Ridwan menjelaskan kapal itu awalnya berangkat dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo menuju Pulau Bidadari untuk memancing ikan pada Minggu pukul 04.00 Wita. Pelabuhan Marina tak jauh dari Kampung Air, tempat tinggal sementara Ramli dan Udin. Dalam perjalanan, kapal yang mereka tumpangi tenggelam diterjang gelombang.




(iws/iws)

Hide Ads