KM Doa Ibu Ditemukan di Perairan Pulau Monyet, 2 Nelayan Masih Hilang

Round Up

KM Doa Ibu Ditemukan di Perairan Pulau Monyet, 2 Nelayan Masih Hilang

Tim detikBali - detikBali
Senin, 16 Sep 2024 08:28 WIB
Tim SAR gabungan menyelam untuk mencari dua nelayan hilang akibat KM Doa Ibu tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (15/9/2024). (Dok. Humas Basarnas Maumere)
Foto: Tim SAR gabungan menyelam untuk mencari dua nelayan hilang akibat KM Doa Ibu tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (15/9/2024). (Dok. Humas Basarnas Maumere)
Manggarai Barat -

Ramli (31) dan Udin (50), dua nelayan yang merupakan penumpang kapal motor (KM) Doa Ibu hingga kini belum ditemukan. Sementara, kapal tersebut ditemukan berada pada kedalaman 25 meter di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (15/9/2024).

"Rescuer Pos SAR Manggarai Barat dan Polair Polair Polres Manggarai Barat menyelam sedalam 25 meter dan menemukan bangkai kapal beserta jaring ikan korban," ungkap Kepala Basarnas Maumere, Supriyanto Ridwan, Minggu malam.

Ridwan mengatakan tim SAR gabungan melakukan operasi pencarian hari pertama terhadap dua nelayan hilang itu hingga pukul 18.00 Wita, Minggu. Kedua nelayan itu belum ditemukan. Pencarian dilanjutkan Senin (16/9/2024).

Tim SAR gabungan telah mengerahkan alat utama, seperti rigid inflatable boat (RIB) milik Pos SAR Manggarai Barat untuk mencari dua nelayan hilang. Selain itu, juga dikerahkan Searider KSOP Labuan Bajo, Searider Polda NTT, Searider Mabes Polri hingga kapal-kapal nelayan.

"Kami laksanakan penyisiran di sekitar perairan Pulau Monyet," ujar Ridwan.

Sebelumnya, dua nelayan yang hilang dalam insiden kapal tenggelam di perairan Pulau Monyet, Labuan Bajo, diketahui berasal dari Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hingga kini mereka belum ditemukan.

Kedua nelayan itu sempat tinggal di rumah keluarga mereka di Kampung Air Labuan Bajo sebelum berlayar mencari ikan dan berujung tenggelam.

Ramli adalah juragan kapal tersebut, sementara Udin sebagai anak buah kapal (ABK). Mereka belum ditemukan pada hari pertama pencarian oleh Tim SAR gabungan.

"Nelayan tersebut dari laporan bahwa berasal dari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan," ungkap Kepala Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan, Minggu (15/9/2024).

Ridwan menjelaskan kapal itu awalnya berangkat dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo menuju Pulau Bidadari untuk memancing ikan pada Minggu pukul 04.00 Wita. Pelabuhan Marina tak jauh dari Kampung Air, tempat tinggal sementara Ramli dan Udin. Dalam perjalanan, kapal yang mereka tumpangi tenggelam diterjang gelombang.




(hsa/gsp)

Hide Ads