Pemahaman Berbeda Sejak Abu Bakar Ba'asyir Datang ke Penato'i

Pemahaman Berbeda Sejak Abu Bakar Ba'asyir Datang ke Penato'i

Rafiin - detikBali
Sabtu, 31 Agu 2024 09:44 WIB
Kantor Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
Kantor Kelurahan Penato'i, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. (Rafiin/detikBali)
Bima -

Kelurahan Penato'i, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), tak jauh berbeda dengan kampung-kampung lainnya di Bima. Kampung itu tampak sepi, tak banyak orang berlalu-lalang. Namun, Penato'i saat ini berupaya membuang jauh stigma kampung teroris.

Munculnya stigma tersebut bukan tanpa sebab. Puluhan warga Kelurahan Penato'i pernah ditangkap lantaran tuduhan tindak pidana terorisme. Sejatinya, menurut Lurah Penato'i Haerurahman, jumlah warga yang pernah terjerat tuduhan terorisme hanya sebagian kecil.

Penduduk Kelurahan Penato'i saat ini mencapai 4.350 jiwa atau 1.400 keluarga. Sementara, yang terpapar pemahaman radikal kurang lebih sebanyak 50 keluarga. Adapun jumlah warga Penato'i yang pernah ditangkap terkait terorisme sejak 2013 mencapai 35 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil pemetaan, sembilan dari 12 RT yang ada di Kelurahan Penato'i ada yang terpapar. Sebanyak tiga RT steril, sisanya steril," katanya.

Haerurahman mengungkapkan terpaparnya sebagian kecil warga oleh paham radikal semenjak Abu Bakar Ba'asyir datang ke Penato'i pada 2013. Di sana, Ba'asyir memengaruhi dan mendoktrin sejumlah warga terkait pemahaman agama.

ADVERTISEMENT

"Tambah mengakar dan tak terputusnya pemahaman ini juga dipicu pernikahan silang," ujarnya.

Menurut Haerurahman pemahaman agama yang berbeda membuat hubungan antara saudara, keluarga, tetangga, dan warga Penato'i secara umum menjadi renggang. Terkadang juga tidak ada yang tegur sapa antara saudara dan tetangga.

"Perbedaan lebih ke soal pemahaman agama atau soal akidah. Tidak ada yang lain,"ujarnya.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads