Sebuah rumah panggung di Kampung Laika Lebu, Desa Pondok, Kecamatan Umbu Ratunggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbakar. Dua bocah perempuan JWR (7) dan RSAB (8) tewas akibat peristiwa tersebut.
Kapolres Sumba Barat AKBP Hendra Dorizen mengatakan kebakaran itu bermula dari dapur. "Setelah para korban menanak nasi, apinya belum dipadamkan," ungkapnya Jumat (30/8/2024).
Hendra menerangkan rumah panggung itu terbakar pada Kamis (29/8/2024), sekitar pukul 05.40 Wita. Musibah itu berawal saat pemilik rumah, Lea Wadaregi, bersama orang tua JWR dan RSAB berangkat ke Desa Maderi, untuk mengikuti acara adat tarik batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, JWR dan RSAB, dititipkan bersama salah satu kakaknya berinisial III (12) di rumah neneknya di Kampung Buawa, Desa Pondok, berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. Selang beberapa waktu, mereka kembali ke rumahnya.
III lalu menanak nasi di dapur. Tiga bersaudara itu makan bersama di rumah besar yang terhubung langsung dengan dapur.
III, RSAB, dan JWR kemudian tidur setelah makan. Namun, sekitar pukul 02.00 Wita, III terbangun lantaran terasa panas.
Betapa kagetnya, III melihat rumahnya sudah terbakar. Ia lantas membangunkan JWR dan RSAB untuk kabur menyelamatkan diri. Namun, rambut dua anak itu sudah terbakar.
III, Hendra melanjutkan, langsung kabur keluar dan meminta pertolongan kepada warga kampung tetangga. Mikel Sebu Tagumara yang mendengar teriakan itu langsung menuju ke lokasi kejadian.
Pria berusia 25 tahun itu, Hendra berujar, berupaya menolong JWR dan RSAB yang terjebak di dalam rumah. Namun, tak berhasil karena rumah seluas 36 meter persegi dan berdinding bambu tersebut sudah dilalap api.
Polisi, Hendra menjelaskan, bergegas ke rumah tersebut dan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Syahdan, JWR dan RSAB ditemukan dalam kondisi hangus terbakar.
Selain itu, semua isi rumah beserta surat-surat penting pun ludes terbakar. Kerugian akibat kebakaran itu diperkirakan mencapai Rp 47 juta.
(gsp/nor)