Kota Mataram bakal memiliki tempat pengolahan sampah terpadu (TSPT) modern. TPST Kebon Talo yang akan dibangun di kawasan Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu diperkirakan menelan anggaran Rp 100 miliar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi membenarkan rencana pembangunan TPST tersebut. Menurutnya, Kementerian PUPR juga telah melakukan survei terkait lokasi pembangunan TPST Kebon Talo.
"Kemarin dari Kementerian PUPR sudah melakukan survei lokasi, lahannya sudah oke. Sementara, syarat-syaratnya masih dievaluasi," kata Denny, Selasa (6/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denny mengungkapkan TPST Kebon Talo dirancang berbentuk termal dengan sistem pembakaran sampah secara langsung. "Kami mengadopsi (sistem pengolahan sampah) Singapura. Tidak ada sampah lagi yang tersisa, semua pure dibakar," imbuhnya.
TPST Kebon Talo, Denny melanjutkan, bakal dibangun di lahan seluas sekitar satu hektare. Menurutnya, TPST tersebut bisa menampung sekitar 100 ton sampah per hari.
Menurut Denny, pembangunan TPST Kebon Talo awalnya dirancang menghabiskan dana sekitar 60 miliar. Ia memperkirakan pembangunan TPST tersebut baru bisa direalisasikan pada awal 2025.
"Kemarin kami sudah mengajukan rencana awal, sekitar Rp 60 miliar. Sekarang, karena ada revisi-revisi, jadi sekitar Rp 100 miliar," tandasnya.
Sebagai informasi, volume sampah yang dihasilkan masyarakat Mataram semakin meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok di Desa Suka Makmur, Gerung, Lombok Barat, diprediksi akan ditutup pada awal 2025. Musababnya, volume sampah yang dibuang di TPA tersebut sudah melebihi batas atau overload.
(iws/iws)