Speedboat Refviero Terbalik di TN Komodo Terjadi Seusai Peringatan Cuaca Buruk

Manggarai Barat

Speedboat Refviero Terbalik di TN Komodo Terjadi Seusai Peringatan Cuaca Buruk

I Wayan Sui Suadnyana, Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 01 Agu 2024 20:14 WIB
Speedboat atau kapal cepat terbalik saat menuju Pulau Komodo, NTT, Kamis (1/8/2024).
Foto: Speedboat atau kapal cepat terbalik saat menuju Pulau Komodo, NTT, Kamis (1/8/2024). (Dok. SAR Labuan Bajo)
Manggarai Barat -

Insiden kapal cepat (speedboat) Refviero terbalik di perairan Taman Nasional (TN) Komodo terjadi sehari setelah ada peringatan cuaca buruk. Peringatan cuaca buruk itu dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Peringatan cuaca buruk itu dikeluarkan KSOP Labuan Bajo yang tertuang dalam Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal tertanggal 31 Juli 2024. NtM dikeluarkan setelah adanya prakiraan cuaca buruk dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala KSOP Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan peringatan belum sampai pada larangan berlayar dengan mempertimbangkan tingkat kewaspadaan sesuai prakiraan cuaca BMKG. Peringatan yang dikeluarkan hanya meminta nakhoda kapal untuk berhati-hati saat berlayar ke lokasi tertentu di TN Komodo, termasuk lokasi kecelakaan speedboat Refviero.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peringatan tergantung kewaspadaannya. Apabila gelombang tinggi lebih dari satu meter juga melihat jenis kapalnya, manuvernya seperti apa," kata Stephanus di Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo seusai evakuasi sejumlah korban speedboat Refviero terbalik.

Stephanus menepis ada kelalaian nakhoda dalam insiden yang menimpa speedboat Refviero. Ia menjelaskan kecelakaan pada kapal cepat Refviero akibat adanya fenomena efek venturi di lokasi kejadian, yakni terjadi pasang surut di wilayah sempit sehingga menimbulkan arus kuat.

ADVERTISEMENT

"Data bahwa dari pasang surut itu saat kejadian jam 12 itu memang sedang surut, terjadi surut tinggi. Di sini terjadi namanya venturi effect, di mana apabila pasang surut itu terjadi di wilayah yang sempit, maka arus akan sangat kencang dan itu membuat satu pusaran yang membuat kapal gagal bernavigasi sehingga kapal miring dan terbalik. Seperti itu. Jadi ini fenomena alam," jelas Stephanus.

"Mengenai fenomena alam ini sudah ada warning dari BMKG dan kemarin sudah saya tandatangani mengenai NtM yang saya keluarkan, bisa dilihat di medsos kita. Jadi, itu sudah terantisipasi sebenarnya. Tetapi di beberapa kepulauan kita karena pasang surut yang sangat tinggi dan pulau yang sangat berdekatan, maka ada yang namanya venturi effect, arusnya kencang sekali kan berputar," lanjut dia.

KSOP Labuan Bajo, pada NtM yang diteken Stephanus, menyampaikan pemberitahuan kepada kapal-kapal yang berlayar di TN Komodo agar menghindari perairan selatan Padar dan perairan masuk Loh Liang Pulau Komodo pada 1-5 Agustus. Perairan itu dihindari karena ada perkiraan gelombang tinggi dan angin kuat.

Diharapkan untuk kapal-kapal yang berlayar untuk waspada dan memperhatikan cuaca sebelum keberangkatan kapal dan memberi tahu kapal lain jika mengetahui ada tanda bahaya cuaca.

KSOP Labuan Bajo meminta nakhoda agar memastikan kelaiklautan kapal dan berlindung jika cuaca buruk, dan berkoordinasi dengan KSOP dan Basarnas jika cuaca makin memburuk. KSOP Labuan Bajo juga akan mengeluarkan pemberitahuan penundaan keberangkatan kapal jika cuaca makin memburuk.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads