Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Noer Isrodin mengatakan kecelakaan paling banyak terjadi di destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) Labuan Bajo dibanding DPSP lainnya di Tanah Air. Kecelakaan yang terjadi di DPSP Labuan Bajo, kata Noer, paling banyak terjadi di laut. Basarnas memberi atensi khusus kepada Labuan Bajo.
"Di antara kelima destinasi (DPSP), memang di Labuan Bajo itu, di data operasi kami, yang paling sering terjadi insiden atau kecelakaan di perairan khususnya, jadi itu yang menjadi concern kami," ungkap Noer seusai membuka Workshop Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di DPSP Labuan Bajo, Selasa (28/5/2024).
Selain Labuan Bajo, DPSP lain di Indonesia adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Likupang. Untuk DPSP selain Labuan Bajo, Basarnas biasanya hanya menyiagakan petugasnya saat ada event-event besar. Di Labuan Bajo, Basarnas selalu disiagakan setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap kali ada even internasional di sana kita selalu standby dengan kekuatan kami untuk mendukung event tersebut tapi bukan di-stay-kan setiap saat di situ. Tapi kami mendukung seandainya ada event yang perlu butuh kehadiran kita. Kita membangun pos dan unit siaga di DPSP tersebut," jelas Noer.
Diketahui, kecelakaan selalu terjadi tiap tahun di perairan Labuan Bajo hingga Taman Nasional Komodo. Kecelakaan itu bisa terjadi pada kapal, maupun menimpa wisatawan yang sedang melakukan aktivitas wisata di perairan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya.
Adapun kecelakaan pada kapal seperti kapal tenggelam, terbakar hingga terseret arus, dihempaskan gelombang hingga diterjang angin. Kecelakaan itu juga banyak menimpa kapal wisata. Sudah banyak wisatawan yang menjadi korban kecelakaan kapal wisata di perairan Labuan Bajo.
Dalam beberapa kecelakaan, korban tidak hanya cedera, tapi ada juga yang meninggal dunia. Dalam setiap kali kecelakaan itu, Basarnas bersama Tim SAR Gabungan melakukan pertolongan dan mengevaluasi korban ke Labuan Bajo.
Wujudkan Keselamatan Wisata
Basarnas dan Kementrian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggalang kerja sama mewujudkan keselamatan (safety) menghadapi kondisi kedaruratan atau krisis di destinasi Labuan Bajo dan DPSP lainnya di Tanah Air.
Salah satu bentuk kerja sama itu dengan menggelar Workshop Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di DPSP Labuan Bajo. Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada wisatawan dan masyarakat. Adapula kegiatan pemberdayaan masyarakat menghadapi ancaman kedaruratan.
![]() |
"Kegiatan ini merupakan langkah nyata dari perjanjian kerja sama antara Basarnas dengan Kemenparekraf dalam rangka meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat terkait kondisi kedaruratan baik kecelakaan, bencana, maupun kondisi membahayakan manusia yang mengacam keselamatan di kawasan Labuan Bajo," kata Noer.
Noer menjelaskan amanat pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan pada pasal 45 bahwa penyedia jasa pariwisata dalam menyelenggarakan kegiatan yang dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan manusia wajib menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang search and rescue (SAR) atau pencarian dan pertolongan.
"Dalam konteks DPSP Labuan Bajo, pengelolaan wisata sudah tersistem dengan baik. Namun perlu penguatan aspek keselamatan yang berpotensi tinggi di wilayah tersebut sehingga supporting system dari kebijakan nasional Presiden Joko Widodo benar-benar dapat diwujudkan," ujar Noer.
(dpw/dpw)