Kampus di Sikka Perbolehkan Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Hasil Bumi

Kampus di Sikka Perbolehkan Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Hasil Bumi

I Wayan Sui Suadnyana, Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Senin, 27 Mei 2024 22:41 WIB
Ilustrasi lulus kuliah wisuda pendidikan beasiswa
Foto: Ilustrasi pendidikan tinggi. (Getty Images/iStockphoto/Liliboas)
Sikka -

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dimudahkan pihak kampus tempat mereka mengenyam pendidikan. Mereka diperbolehkan membayar uang kuliah dengan hasil bumi.

Hal itu merupakan bagian dari upaya pihak kampus untuk menghadirkan perguruan tinggi dapat dinikmati semua kalangan. Universitas Muhammadiyah Maumere sudah memberlakukan pembayaran uang kuliah memakai hasil bumi sejak 2018.

"(Bayar pakai) pisang, kelapa, ikan kering, kain sarung, selendang tenun, bahkan batu merah," ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo, kepada detikBali, Senin (27/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin mengatakan Universitas Muhammadiyah Maumere mengikuti amanah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni ikut mencerdaskan anak bangsa, juga ikut merawat kaum miskin.

Erwin mengisahkan pada 2018, sebelum COVID-19 masuk di NTT, ada mahasiswi tidak bisa mengikuti ujian akhir semester (UAS) karena menunggak uang kuliah. Universitas Muhammadiyah Maumere kemudian mencari akar persoalan yang dihadapi mahasiswi tersebut.

Akhirnya diketahui mahasiswi itu memiliki hasil bumi, yaitu pisang dan kelapa. "Kami minta bawa ke kampus. Dia putri, tetapi tidak malu. (Dia) dengan satu truk kayu masuk kampus," kenang Erwin.

Selain itu, ada mahasiswa juga mengalami hal yang sama. Mahasiswa itu diminta membawa hasil kebun buah alpukat. Kampus kemudian membantu untuk menjualnya ke dosen, pegawai, dan mencari link atau kenalan lain.

"Permasalahan ada hasil di rumah, tetapi pasarnya orang mau beli agak sulit. Soal masyarakat kita, mereka mampu kalau lihat dari hasil bumi," paparnya.

Erwin mengatakan, skema pembayaran uang kuliah di Universitas Muhammadiyah Maumere bisa dicicil tiga kali. Kampus juga selalu memberikan dispensasi, misalnya kuliah empat tahun cicilannya bisa enam tahun. "Jadi Rp 300 ribu per bulan. Mereka mampu," terangnya.

Pihak kampus saat ini juga tengah mengelola usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang digawangi oleh mahasiswa. Hadirnya UMKM itu diharapkan mampu mendorong kampus agar memiliki modal kegiatan wirausaha supaya bisa membantu masyarakat setempat.

"Kalau kami berangkat dari biaya lewat UMKM untuk mengelola hasil dari mahasiswa, pasarnya juga besar dan pemasukan untuk kampus juga lumayan supaya uang kuliah untuk mahasiswa bisa ditekan seminimal mungkin," jelas Erwin.




(hsa/iws)

Hide Ads