4 Jenazah PMI Asal NTT Tiba di Bandara Kupang, Disambut Isak Tangis

4 Jenazah PMI Asal NTT Tiba di Bandara Kupang, Disambut Isak Tangis

Simon Selly - detikBali
Kamis, 23 Mei 2024 15:25 WIB
Empat jenazah PMI asal NTT saat tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, Kamis 
Foto: Simon Selly / detikBali.
Foto: Empat jenazah PMI asal NTT tiba di Cargo Bandara El Tari Kupang, Kamis (23/5/2024). (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Empat jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tiba di Bandara El Tari Kupang, Kamis (23/5/2024). Mereka merupakan PMI yang meninggal di tempat mereka bekerja, Malaysia.

"Empat jenazah ini PMI nonprosedural yang tiba dari Malaysia menggunakan pesawat Garuda GA 448 pada pukul 12.45 Wita," ungkap Kepala Balai Pelayanan dan Perlindungan PMI (BP3MI) NTT, Suratmi, ketika diwawancarai detikBali di Bandara El Tari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu jenazah tiba di Kargo Bandara El Tari langsung disambut isak tangis para keluarga yang menunggu. Masing-masing jenazah kemudian dibawa menggunakan empat ambulans.

Suratmi membeberkan keempat jenazah tersebut antara lain, Tresia Lalu Ngongo (36), perempuan 36 tahun asal Kabupaten Sumba Barat, Adrianus Deke (25), pria asal Kabupaten Malaka, Stefanus Mae (51) pria asal Kabupaten Ende, dan Erniwati Balbara (38), perempuan asal Kabupaten Sumba Barat Daya.

Keempat PMI itu meninggal di Negeri Jiran karena sakit. "Masing-masing meninggal karena sakit dan dipulangkan kembali ke NTT, BP3MI memfasilitasi pemulangan ke kabupaten masing-masing," ujar Suratmi.

Dia menjelaskan untuk jenazah dari Kabupaten Malaka langsung diantarkan melalui jalur darat, sedangkan tiga jenazah lainnya akan dikirim melalui jalur laut pada Jumat (24/5/2024).

"Untuk jenazah dari Kabupaten Malaka, langsung diantarkan ke kampung halamannya menggunakan mobil ambulans BP3MI. Sedangkan untuk jenazah dari Kabupaten Ende, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya akan dikirimkan besok menggunakan Kapal Awu, dan saat ini ketiganya dititipkan di RSUD WZ Johannes Kupang sebelum diantar ke pelabuhan besok, menuju kampung halaman masing-masing," urai Suratmi.

Tercatat, para PMI yang menemui ajal di Negeri Jiran itu telah bekerja di atas lima tahun. Paling lama adalah Erniwati yang sudah 18 tahun di Malaysia. Dua PMI bekerja sebagai buruh di kebun sawit dan dua lainnya menjadi asisten rumah tangga (ART).

"Untuk jenazah atas nama Erniwati bekerja di Malaysia sudah 18 tahun dan Tresia 8 tahun. Masing-masing bekerja sebagai ART. Sedangkan untuk Stefanus sudah bekerja 14 tahun, sedangkan Adrianus 6 tahun. Masing-masing bekerja di kebun sawit Negeri Jiran," pungkasnya.

Total, sejak Januari hingga Mei 2024 ada sebanyak 41 PMI asal NTT yang jenazahnya sudah dipulangkan.




(hsa/dpw)

Hide Ads