Pamit Cari Anggrek, Lansia di Rote Ndao Ditemukan Tewas Terjatuh dari Pohon

Rote Ndao

Pamit Cari Anggrek, Lansia di Rote Ndao Ditemukan Tewas Terjatuh dari Pohon

Yufengki Bria - detikBali
Jumat, 22 Mar 2024 13:14 WIB
Proses evakuasi jenazah Johan Pandie Langga (73) yang tewas terjatuh di Hutan Ndara, Dusun Batu Nggois, Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT. (Dok Polres Rote Ndao)
Foto: Proses evakuasi jenazah Johan Pandie Langga (73) yang tewas terjatuh di Hutan Ndara, Dusun Batu Nggois, Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT. (Dok Polres Rote Ndao)
Rote Ndao -

Seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Johan Pandie Langga ditemukan tewas di dalam Hutan Ndara, Dusun Batu Nggois, Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Johan ditemukan tewas pada Kamis (21/3/2024) sekitar pukul 10.00 Wita.

"Kuat dugaan korban terjatuh dari pohon karena ditemukan patahan dahan dekat jasadnya," ungkap Kasi Humas Polres Rote Ndao Aiptu Anam Nurcahyo kepada detikBali, Jumat (22/3/2024).

Anam mengungkapkan pria berusia 73 tahun itu sempat pamit kepada istrinya, Agustina Soru (71), untuk mencari anggrek hutan. Informasi itu sinkron dengan kondisi Johan saat ditemukan masih menggenggam seikat tanaman anggrek hutan di tangan kirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban sempat pamit kepada istrinya, hingga akhirnya ditemukan tewas," kata Anam.

Anam menjelaskan jasad warga RT 20, RW 10, Dusun Fau Timur, Desa Oelasin, itu ditemukan oleh warga bernama Martinus Mussu (63). Martinus menemukan jasad itu saat menggembalakan kambingnya di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Karena takut, Martinus pergi melaporkan penemuan jenazah itu kepada Kepala Desa Oelasin Mateos Yeremia Octavianus. Laporan kemudian diteruskan ke Polsek Rote Barat Daya.

"Saat ditemukan korban mengenakan baju kaos warna biru muda, celana pendek warna abu-abu, dan di samping kirinya terdapat sebilah parang," tutur Anam.

Polisi lalu melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah ke puskesmas setempat untuk pemeriksaan medis. Hasilnya, ditemukan luka benturan yang menyebabkan retak pada tengkorak jenazah.

Atas peristiwa itu, Anam melanjutkan, keluarga menerima kematiannya sebagai ajal sehingga langsung dibuatkan surat pernyataan penolakan autopsi.

"Keluarga juga mengakui korban sering mengalami gemetar pada bagian tangan dan kepala saat sedang beraktivitas," imbuhnya.

Almarhum, kata Anam, selama ini tinggal bersama istri di rumahnya. Johan diketahui memiliki tujuh orang anak, namun enam di antaranya sudah meninggal dunia.

Sedangkan satu anaknya bernama Ifo Pandie Langga sementara menjalani masa hukuman di Lapas Ba'a, Rote Ndao, karena terlibat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di desa setempat.

"Aktivitas kesehariannya selain bertani, juga mencari hasil alam yang punya nilai jual," tandas Anam.




(dpw/gsp)

Hide Ads